Pola komunikasi antarbudaya antara masyarakat Syiah Nuruts Tsaqolain dan masyarakat Sunni Semarang
Main Author: | Rizak, Mochamad |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/8681/1/TESIS-RIZAK.pdf https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/8681/ |
Daftar Isi:
- Syiah dan Sunni merupakan dua kelompok keagamaan yang memiliki akar konflik sejarah yang panjang. Kondisi dunia yang semakin mengglobal yang menghilangkan batasan-batasan regional dan sekat-sekat budaya mengharuskan manusia untuk menghilangkan ego pribadi dan kelompok untuk dapat hidup bersama dalam sebuah sistem kemasyarakatan universal. Dalam hal ini, Syiah dan Sunni dituntut untuk menghilangkan etnosentrisme dan stereotip yang menjadi hambatan komunikasi sebagai syarat untuk dapat hidup secara berdampingan. Penelitian ini membahas tentang komunikasi antarbudaya antara Masyarakat Syiah Nuruts Tsaqolain dan Masyarakat Sunni Semarang. Kedua kelompok ini telah hidup rukun berdampingan tanpa adanya konflik berarti sebagaimana terjadi pada kasus Syiah-Sunni di tempat lain. Penelitian ini ingin mencari jawaban tentang bagaimana pola komunikasi antarbudaya antara masyarakat Syiah Nuruts Tsaqolain dan Masyarakat Sunni Semarang dalam membangung kerukunan dan nilai-nilai apa saja yang mampu merekatkan hubungan antar dua kelompok keagamaan tersebut yang meskipun memiliki perbedaan –keyakinan dan ibadah- namun tetap dapat bersatu. Dalam penelitian ini didapatkan bagaimana sebuah komunikasi dapat menyatukan manusia yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Metodologi yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan studi kasus. Disini peneliti menggunakan sumber data baik penelitian atau wawancara yang dapat digunakan untuk meneliti dan menjelaskan secara komprehensif tentang berbagai aspek yang menjelaskan pola komunikasi antara Masyarakat Syiah Nuruts Tsaqolain dan Masyarakat Sunni Semarang. Bagaimana masyarakat Syiah dan Sunni dapat hidup bergandengan terekam dalam kehidupan Masyarakat Syiah Nuruts Tsaqolain Masyarakat Sunni Semarang dimana mereka telah berhasil melaksanakan ajaran agama mereka untuk saling menghormati sesama dan menghilangkan perbedaan-perbedaan yang ada.