Analisis semiotik makna salat dalam puisi Ketika Engkau Bersembahyang karya Emha Ainun Nadjib

Main Author: Saadah, Nurus
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/8562/1/SKRIPSI%20FULL.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/8562/
Daftar Isi:
  • Puisi merupakan ungkapan hati dan pikiran pengarang tentang pengalaman atau kehidupan sosial disekelilingnya, menggunakan bahasa dan diksi yang indah, sehingga mampu dinikmati keindahannya. Selain itu, puisi juga dapat digunakan sebagai alat atau media dalam berdakwah, yaitu dengan menyelipkan pesan-pesan maupun nilai-nilai Islami yang bermanfaat bagi kehidupan umat manusia. Seiring perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, berdakwah tidak lagi hanya berpatok dengan pidato atau ceramah diatas mimbar, tetapi juga dapat disampaikan melalui media-media lain, baik cetak maupun elektronik, sebab tujuan berdakwah tidak lain adalah membawa manusia kepada jalan Tuhan.Penelitian terhadap puisi Ketika Engkau Bersembahyang karya Emha Ainun Nadjib bertujuan untuk mengungkapkan / mengetahui secara mendalam tentang makna kegiatan salat yang merupakan kewajiban setiap muslim setiap harinya. Pengungkapan tersebut dilakukan dengan cara mengidentifikasi tanda-tanda berupa teks dalam puisi yang telah tersaji, kemudian tanda-tanda tersebut dimaknai sesuai dengan realitas sosial. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif, karena membebaskan peneliti untuk mengungkapkan gagasannya dan bukan berupa angka, menggunakan pendekatan semiotik Ferdinand de Saussure, yaitu dengan memilah antara apa yang dimaksud signifier (penanda: aspek material berupa tulisan, gambar, maupun suara yang bermakna) dan apa yang dimaksud signified (petanda: (gambaran mental) pemikiran atau konsep aspek mental dari bahasa), kemudian pemberian makna (signification) pada kalimat di dalam puisi.Hasil penelitian menunjukkan adanya pesan Islami tentang makna salat, yaitu salat merupakan kehidupan ini sendiri. Siapa saja yang mau menjalankan ibadah salat dengan kerendahan hati, khusyu’, dan ikhlas, maka Allah SWT akan memberikan semua yang ada di dunia ini, seperti limpahan rizki, jabatan, jodoh, teman yang baik dan lain sebagainya. Selain itu salat juga dapat mengutuhkan jiwa-jiwa yang telah terpecah, artinya Allah SWT memerintahkan manusia untuk beterbaran di bumi untuk mencari rizki Allah SWT dengan kesungguhan, sehingga tidak ada penyesalan ketika telah meninggal. Ketika manusia telah lelah dan jiwa-jiwa menjadi terpecah setelah mengais rizki, manusia diperintahkan untuk salat, sebab salat mampu mengutuhkannya kembali seperti semula.