Analisis kemampuan berpikir tingkat tinggi menurut teori Anderson dan Krathwohl pada peserta didik kelas XI bilingual class system MAN 2 Kudus pada pokok bahasan program linier

Main Author: Fery Anjani, Yullida
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/7826/1/SKRIPSI%20FULL.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/7826/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini dilatar belakangi dengan adanya tuntutan bagi peserta didik untuk berpikir tingkat tinggi yang ditunjukkan pada kompetensi inti nomor 3 dan 4 kelas XI, akan tetapi pada praktik pembelajaran yang ada di kelas XI bilingual class system MAN 2 Kudus peserta didik belum diajarkan untuk berpikir tingkat tinggi. Selain untuk mengetahui ketercapaian hasil belajar peserta didik, penelitian ini juga untuk mengetahui kemampuan berpikir tingkat tinggi berdasarkan teori Anderson dan Krathwohl. Menurut Anderson kemampuan berpikir tingkat tinggi dibagi menjadi tiga, yaitu menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Ketiga kemampuan tersebut dinilai berdasarkan proses, bukan hanya sekedar menilai hasil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir tingkat tinggi menurut teori Anderson & Krathwohl pada peserta didik kelas XI Bilingual Class System MAN 2 Kudus pada pokok bahasan program linier. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI MIA 5, karena kelas tersebut memiliki nilai rata-rata UAS tertinggi dibandingkan dengan kelas XI MIA 3 dan XI MIA 4. Data yang diperoleh berasal dari dokumentasi, tes, dan wawncara. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis melalui tiga tahapan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Setelah dilakukan analisis terhadap data diperoleh hasil bahwa pada tahap menganalisis hanya terdapat dua dari vii 31 peserta didik yang mampu menyelesaikan soal atau hanya sebanyak 6,45% peserta didik yang mampu mencapai tahapan kemampuan menganalisis. Sedangkan 21 dari 31 peserta didik sudah mampu mencapai tahap mengevaluasi. Ini berarti sebanyak 67,74% peserta didik sudah mampu mencapai tahapan kemampuan mengevaluasi. Pada tahap mencipta belum ada peserta didik yang mampu membuat gagasan atau ide baru untuk menyelesaikan soal program linier.