Problem administratif pengelolaan wakaf di Pimpinan Cabang Muhammadiyah Semarang Utara kajian terhadap implikasi efektifitas tugas nazir dalam penjagaan aset wakaf

Main Author: Abdana, Dian Rona
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/7729/1/132111104.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/7729/
Daftar Isi:
  • Pengelolaan wakaf yang baik akan menjadikan aset wakaf berguna bagi mauquf‘alaih dan membantu pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan. Pengelolaan wakaf sering kali mengalami masalah pada administrasi yang dilakukan oleh naẓir, seperti halnya administrasi yang dilakukan oleh naẓir organisasi Muhammadiyah yang terdapat di Pimpinan Cabang Muhammadiyah Semarang Utara. Dari data pengelolaan wakaf oleh naẓir di Pimpinan Cabang Muhammadiyah Semarang Utara terdapat beberapa permasalahan yang terjadi, diantaranya: pertama, ada tanah wakaf yang belum masuk dalam pengadministrasian aset wakaf ; Kedua, sebagian akte wakaf belum diurus; ketiga, pelaksanaan wakaf belum diikrarkan di hadapan PPAIW; keempat, Akte Ikrar Wakaf yang ada sebagian tidak ditemukan dalam keadaan yang sebenarnya.Dari latar belakang diatas penulis merumuskan dua masalah yang akan diteliti yaitu a. bagaimana problem administratif pengelolaan wakaf di Pimpinan Cabang Muhammadiyah Semarang Utara b. bagaimana implikasi problem administratif terhadap eksistensi aset wakaf yang ada di Pimpinan Cabang Muhammadiyah Semarang Utara. Adapun teknik penulisan ini menggunakan dua Teknik analisis yaitu: a. Teknik deskriptif kualitatif b. Teknik induksi analitis (the analytical induction technique). Teknik deskriptif kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan yang diperoleh dari Pimpinan Cabang Muhammadiyah Semarang Utara. Sedangkan teknik induksi analitis merupakan teknik yang menggabungkan konstruksi hipotesis dengan analisis data, untuk mengetahui dan memecahkan masalah yang terjadi di Pimpinan Cabang Muhammadiyah Semarang Utara. Hasil analisis penulis yang pertama kurangnya kordinasi antara para pimpinan setiap Musyawarah Cabang Muhammadiyah, Kurangnya pengawasan dan perlindungan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Semarang kepada Pimpinan Cabang Muhammadiyah semarang utara, Belum adanya pembinaan yang dilakukan baik dari BWI maupun KEMENAG kepada naẓir organisasi Muhammadiyah Semarang Utara, Sumberdaya manusia yang kurang memadai dalam mengelola aset wakaf, kurangnya pengawasan oleh masyarakat, dan kurang tertibnya administrasi yang dilakukan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Semarang Utara. Seharusnya administrasi wakaf itu sesuai dengan UU No. 41 Tahun 2004 dan UU No 42 Tahun 2006. Kedua akibat kurang tertibnya administrasi yang dilakukan Pimpinan Cabang Muhammadiyah semarang utara, terjadi penguasaan illegal aset wakaf oleh pihak lain dan menurunnya produktifitas aset wakaf. Seharusnya dilakukan pengawasan dalam setiap aset wakaf seperti perintah UU No. 41 Tahun 2004 dan UU No 42 Tahun 2006.