Tinjauan hukum Islam terhadap praktek jual beli telur puyuh dengan syarat studi kasus di Desa Mijen Kecamatan Kebonagung Kabupaten Demak
Main Author: | Ni'mah, Lailatun |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/7687/1/112311035.pdf https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/7687/ |
Daftar Isi:
- Jual beli merupakan salah satu bentuk mu’āmalah, yaitu hubungan yang terjadi antara manusia dengan manusia. Bentuk mu’amalah seperti jual beli ada karena didasarkan atas rasa saling membutuhkan. Dalam Praktek jual beli monopoli telur burung puyuh dengan syarat di Desa Mijen Kecamatan Kebonagung Kabupaten Demak. Awalnya peternak burung puyuh kesulitan modal dalam melakukan usaha, ia meminjam modal kepada bakul sekaligus penjual pakan ternak dengan syarat modal yang dipinjamkan bakul harus dikembalikan dengan hasil ternaknya yang berupa telur burung puyuh dengan harga yang sudah ditetapkan bakul dan memberikan sebagaian atau beberapa persen dari keuntungan yang sudah didapat peternak dari hasil penjualan telur burung puyuh kepada bakul. Bedasarkan latar belakang tersebut, tujuan penelitian ini untuk mendiskripsikan praktek jual beli monopoli telur burung puyuh dengan syarat dan untuk mengetahui kedudukan dan setatus hukum Islam dalam pratek jual beli monopoli telur butung puyuh dengan syarat di Desa Mijen Kecamatan Kebonagung Kabupaten Demak. Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara dengan para pelaku jual beli telur burung puyuh. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah analisis diskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan praktek jual beli monopoli telur puyuh secara umum sudah memenuhi rukun dan syarat. Namun muncul permasalahan dalam hal kesepakatan harga oleh pihak penjual (peternak) dan pembeli (penyedia pakan). Harga yang ditetapkan pembeli telur burung puyuh dibawah harga pada umumnya. Dalam tinjauan hukum Islam terdapat unsur-unsur pemberian syarat. jual beli semacam itu dikategorikan sebagai bentuk riba naisiah. Riba nasiah ialah pembayaran lebih yang disyaratkan oleh orang yang meminjamkan. Indikator kelebihan tersebut dapat dilihat dari harga telur lebih rendah dari harga pasar dan harga pakan di atas harga pasar. Praktek jual beli dengan syarat seperti ini dilarang oleh Nabi dan terdapat unsur kemudharatan.