Daftar Isi:
  • Perhitungan penentuan awal waktu salat sejatinya adalah perhitungan untuk menentukan jam berapa matahari mencapai posisi tertentu, sesuai kedudukan matahari pada awal waktu-waktu salat. Dalam formula perhitungan awal waktu salat dibutuhkan banyak elemen. Elemen-elemen tersebut di antaranya adalah bujur dan lintang tempat, kerendahan ufuk (dip), deklinasi Matahari, dan perata waktu. Konversi waktu salat antar daerah dalam jadwal waktu salat yang terdapat dalam kalender, biasanya hanya menghitung selisih bujur tempat antar daerah yang dihitung dengan daerah sekitarnya tanpa memperhatikan lintang dan ketinggian tempat. Padahal perbedaan lintang yang jauh dan perbedaan ketinggian tempat yang terpaut tinggi, menyebabkan sudut pandang ke Matahari pun akan berbeda. Akibatnya, sistem konversi dengan hanya mempertimbangkan selisih bujur akan mengalami perbedaan dengan perhitungan penentuan waktu salat sebenarnya. Pokok permasalahan pada penelitian tesis ini adalah: 1. bagaimana konsep konversi penentuan awal waktu salat antar daerah yang tercantum dalam kalender PBNU? 2. Bagaimana cara konversi waktu salat yang memperhitungkan lintang dan perubahan ufuk? 3. Bagaimana solusi konversi waktu salat yang memperhitungkan lintang dan perubahan ufuk? Penelitian ini bersifat kuantitatif berupa kajian pustaka dengan metode deskriptif analitis dan dengan pendekatan aritmatik. Dari penelitian ini diambil kesimpulan bahwa metode konversi yang digunakan dalam kalender PBNU yaitu menggunakan selisih bujur semata, tidak memperhitungkan beda lintang dan perubahan ufuk yang berpengaruh dalam konversi. Pada penelitian ini ditemukan selisih beda lintang 2 mencapai 5 menit waktu. Sedangkan beda ketinggian dari 100 hingga 1600m bervariasi 1 hingga 4 menit. Guna mengatasi masalah tersebut, dalam merumuskan solusinya adalah dengan menambahkan selisih waktu yang diakibatkan dari beda lintang dan perubahan ufuk sesuai ketinggian tempat. Perubahan ufuk bisa digunakan ketika ketinggian tempat lebih dari 30, karena waktu salat PBNU menggunakan standar -1 yang mana nilai tersebut didapat ketika ketinggian tempat sekitar 30m.perubahan ufuk.