Daftar Isi:
  • Latar belakang masalah penelitian ini adalah banyaknya perilaku keberagamaan remaja yang menyimpang dari nilai-nilai keislaman, sehingga menjadikan Pendidikan Agama Islam sangat berperan penting dalam mengatasi masalah tersebut. Namun Pendidikan Agama di sekolah mempunyai kelemahan-kelemahan tertentu mulai dari jumlah jam pelajaran yang terlalu sempit dan materi yang terlalu banyak, sebagian lebih terfokus pada perkembangan kognitifnya saja dan minim pada pembentukan perilaku dan pembiasaan dalam kehidupan, sehingga hal ini mengakibatkan pendidikan agama kurang berfungsi dalam pembentukan akhlak di Indonesia. Atas dasar itulah Rohis SMK Negeri 4 Semarang melaksanakan beberapa kegiatan-kegiatan keagamaan yang memberikan pengetahuan dan pengalaman keagamaan kepada siswa secara lebih mendalam sehingga kegiatan tersebut mampu menciptakan dan membentuk perilaku keberagamaan siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kegiatan Rohis di SMK Negeri 4 Semarang dan bagaimana peran kegiatan Rohis dalam pembentukan perilaku keberagamaan siswa di SMK Negeri 4 Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti menggunakan triangulasi untuk mencek keabsahan data. Analisis data yang digunakan adalah model Miles Huberman dengan teknik reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kegiatan Rohis di SMK Negeri 4 Semarang terbagi menjadi kegiatan rutinan, bulanan, dan tahunan. Faktor pendukung dalam kegiatan Rohis adalah adanya dukungan dari guru dan adanya kontribusi dari alumni, sedangkan penghambat dalam kegiatan Rohis adalah kurangnya dana, kurangnya tempat, dan kurangnya kerjasama panitia dalam kegiatan. (2)Pembentukan perilaku keberagamaan pada kegiatan Rohis dilakukan melalui pengalaman keagamaan yang diberikan secara berulang-ulang kepada siswa sehingga menjadi sebuah kebiasaan. Pembentukan perilaku tersebut mencakup lima dimensi, yaitu dimensi keyakinan, dimensi praktik, dimensi pengetahuan, dimensi pengalaman dan dimensi pengamalan beragama.