Problematika pembelajaran bahasa arab siswa kelas V di MI Islamiyah Podorejo Semarang tahun pelajaran 2016/2017
Daftar Isi:
- Skripsi ini membahas Problematika Pembelajaran bahasa arab siswa V di Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Podorejo Semarang. Kajiannya dilatarbelakangi oleh beberapa problematika pembelajaran yang ada di Madrasah. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan : (1) Bagaimana problematika pembelajaran bahasa Arab siswa V di Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Podorejo Semarang? (2) Usaha-usaha apa saja yang dilakukan Madrasah dalam mengatasi kesulitan pembelajaran bahasa Arab?. Permasalahan tersebut dibahas melalui studi lapangan yang dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Podorejo Semarang. Madrasah Ibtidaiyah tersebut dijadikan sebagai sumber data untuk mendapatkan problematika pembelajaran bahasa Arab. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif . Datanya diperoleh dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Untuk teknik keabsahan data peneliti menggunakan triangulasi. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Kajian ini menunjukkan bahwa : (1) Ada beberapa problematika yang dapat penulis identifikasi melalui observasi lapangan dan wawancara yang mendalam dengan guru bahasa Arab dan siswa yang berkaitan dengan problematika pembelajaran bahasa Arab siswa V di MI Islamiyah Podorejo Semarang, yaitu: Problematika Linguistik yang meliputi: tata bunyi, kosa-kata, tata bahasa, dan tulisan. Problematika Non Linguistik terdiri dari : guru, siswa, metode, media dan lingkungan. (2) Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi problematika antara lain: Usaha-usaha terhadap problematika yang berkaitan dengan Guru. Guru diupayakan untuk melanjutkan S 1 dan menerapkan model pembelajaran yang lebih kreatif melalui pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa lebih aktif dan pembelajaran yang bermakna bagi perkembangan siswa. Usaha-usaha terhadap problematika yang berkaitan dengan Siswa, metode dan media serta lingkungan. Guru menggunakan metode tanya jawab untuk menciptakan proses belajar yang komunikatif, memilih model pembelajaran yang dapat memberikan motivasi belajar siswa, serta madrasah diharapkan mampu bekerja sama dengan Komite Madrasah untuk menggali dana yang dibutuhkan untuk pengadaan sarana dan prasarana pendidikan. Usaha-usaha terhadap problematika yang berkaitan dengan lingkungan. Pihak sekolah melakukan pertemuan dengan orang tua siswa secara khusus atau melalui rapat-rapat yang melibatkan orang tua siswa.