Daftar Isi:
  • Pembahasan dalam skripsi ini adalah Penerapan metode deduktif pada pembelajaran nahwu kelas 5 pada pondok pesantren al-Ishlah, alislami assalafi, mangkangkulon, semarang (pembelajaran fi’il muta’addi dan fi’il lazim). Tujuannya bagi pondok adalah sebagai materi/dokumen di pondok tersbut, mengambil langkah-langkah pembelajaran yang bisa meningkatkan hasil pembelajaran pada pembelajaran bahasa arab di pondok. Tujuan pembahasan ini bagi para guru pengampu bahasa arab adalah sebagai wawasan tambahan akan ilmu nahwu. Sedangkan bagi murid/santri adalah sebagai wawasan tambahan khususnya pada materi fi’il muta’addi dan fi’il lazim. Sripsi ini untuk menjawab batasan masalah; Bagaiamana penerapan metode deduktif pada pembelajaran nahwu kelas 5 pada pondok pesantren al-Ishlah, alislami assalafi, mangkangkulon, semarang (pembelajaran fi’il muta’addi dan fi’il lazim). Dalam menjawab batasan masalah tersebut, pembahas mengadakan penelitian di kelas 5 pondok pesantren al-Ishlah. Dari kelas tersebut, dicari data-data yang dibutuhkan dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan metode dokumentasi. Adapun analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif, yakni analisis yang bukan merupakan angka. Analisis ini digunakan untuk mencari makna/ arti dan hubungan antara data satu dengan data lainnya secara sempurna. Dan langkah-langkahnya adalah sebagai berikut; pertama membahas data dari semua sumber-sumber data, baik yang berupa wawancara, hasil observasi maupun dokumen. Kedua mengadakan analisi dengan cara meringkas. Ketiga, menyusun data pada satu kesatuan. Keempat, memberikan tanda pada tiap-tiap data. Kelima, memilih data yang benar dan valid. Telah pungkasan pembahasan ini dengan kesimpulan; proses pembelajaran pada materi fi’il muta’adi dan fi’il lazim dengan metode deduktif di pondok pesantren al-Ishlah, alislami, assalafiy berjalan dengan baik. Proses pembelajaran terpusat pada seorang guru sebagai penyampai pengetahuan pada murid. Penerapan metode deduktif digunakan oleh guru pengampu pelajaran nahwu dengan cara yang komprehensif dan mudah. Pertama, murid membaca materi pembelajaran dengan maknanya yang berbahasa jawa, sedangkan guru mendengarkan apa yang dibaca murid. Kedua, setelah guru mendengarkan apa yang telah dibaca murid, guru memberikan penjelasan, atau sarah dengan penjelasan yang jelas. Ketiga, guru menjelaskan aqidah hawu secara global sebelum memberikan contoh-contoh dengan bentuk yang terperinci/detail.