Daftar Isi:
  • Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengembangan kewirausahaan bagi santri pondok pesantren al mawaddah Kudus dan bagaimana strategi meningkatkan kemampuan santri di bidang kewirausahaan dalam mengahadapi masyarakat ekonomi ASEAN di pondok pesantren al mawaddah kudus. Sejauh ini pondok pesantren di anggap sebagai tempat untuk mencari ilmu agama saja, namun pada kenyataannya pesantren justru tidak hanya belajar ilmu agama saja namun juga diajarkan ilmu-ilmu umum seperti ilmu sosial dan ekonomi. Pesantren tidak hanya di bekali ilmu agama saja melainkan ilmu umum juga, sehingga para santri dapat menghadapi tantangan zaman yang semakin modern ini. Apalagi sejak tahun 2015 Indonesia sudah dihadapkan oleh MEA, yang mau tidak mau SDM indonesia harus siap dalam menghadapi MEA. Santri sebagai SDM harus mengetahui apa itu MEA dan apa saja tantangan-tantangan yang harus di hadapi. Penulis menggunakan penelitian kualitatif yang dilakukan secara langsung ke lapangan (field reserch). Kemudian hasil penelitian dideskripsikan berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, dengan pengasuh, santri dan masyarakat sekitar pondok pesantren al mawaddah kudus . Hasil dari penelitian ini menunjukkan, bahwa pondok pesantren al mawaddah kudus sudah melakukan pengembangan kewirausahaan bagi santrinya dengan melakukan berbagai kegiatan usaha yang menunjang keterampilan kewirausahaan para santri di antaranya: agro wisata “ Edu Wisata Al Mawaddah”, motivasi dan training al mawaddah center, agro bisnis “ Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) al mawaddah”. jenis usaha agro bisnis di anatranya: rumah hidroponik, pembudidayaan buah naga, budi daya ikan lele, produksi tepung mocaf, terapi ikan al mawaddah. pusat oleh-oleh al mawaddah, macnun bakery. Pengembangan kewirausahaan tersebut santri mampu mempraktekkan secara langsung bagaimana menjalankan usaha yang baik dan benar. Adapun strategi dalam meningkatkan kemampuan santri di bidang kewirausahaan dalam mengahadapi MEA, yakni dengan adanya pengembangan SDM, meningkatkan kompetensi dan produktivitas para santri, mengembangkan kemampuan bahasa dan teknologi, dan mengembangkan kreativitas para santri dalam berwirausaha. Dengan begitu santri dapat menghadapi MEA dengan cara yang kreatif dan inovatif.