Daftar Isi:
  • Prana merupakan energi vital atau tenaga hidup yang bisa berpengaruh pada dunia fisik dan dalam hal ini memberikan pola-pola kecenderungan interaksi diantara materi makhluk hidup. Dengan mengoptimalkan energi prana yang menyelimuti dan berpenetrasi pada tubuh, kemudian dikelola oleh pusat-pusat psikolobus dengan efektif, sehingga berwujud biofield merupakan pancaran cahaya manusia yang berkembang semaksimal mungkin sesuai lingkup kesadaran yang diolah. Maka dapat mempengaruhi pola kehidupan maupun memahami fenomena kehidupan termasuk dalam extra sensory perception (ESP) atau kepekaan diluar panca indra. Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan tema “Optimalisasi Energi Prana dalam Meningkatkan Extra Sensory Perception (ESP)” Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui metoda latihan optimalisasi energi prana individu dalam meningkatkan extra sensory perception (ESP)yang sudah fitrahnya manusia memilikinya sejak lahir di Lembaga Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia RTD (LP2SDM RTD). (2) mengetahui pengaruh atau efektifitaspola latihan optimalisasi energy prana di Lembaga Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia RTD (LP2SDM RTD) terhadap meningkatnya kemampuan extra sensory perception (ESP) individu. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka peneliti mengadakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Lebih mengutamakan manusia sebagai informan kunci. Selanjutnya, didalam penelitian kualitatif ini melakukan analisa data bersifat deskriptif, lebih mementingkan proses daripada hasil, membatasi studi dengan fokus, memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data, dasar penelitiannya bersifat sementara, dan hasil penelitiannya disepakati oleh dua pihak : peneliti dan subjek penelitian. Bentuk metode pengumpulan data menggunakan Observasi serta, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil Penelitian menyatakan bahwa: 1. Pengoptimalan energi prana di latih, dengan pola latihan yang tersetruktur dan konsisten tentunya dengan penghayatan untuk mensuplai kebutuhan energi minimal dari psikolobus untuk perkembangan sesuai dengan fungsi psikolobus sebagai generator bioenergi yang membentuk pola atau struktur pada biofield. 2. Ketika biofield mengembang jauh terjadi suatu peningkatan keterjalinan dengan realita yang lebih abstrak atau dimensi yang lebih halus. Individu akan mengalami transformasi kesadaran sedikit demi sedikit sesuai dengan frekuensi berlatih. Sehingga semakin lama berlatih membaca fenomena setiap interaksi kesadaran terhadap realita atau extra sensory perception (ESP) semakin akurat.