Kontribusi Khadījah r.a. dalam periwayatan Hadis
Daftar Isi:
- Khadījah r.a. binti Khuwalid adalah salah satu perempuan terbaik ahli surga. Dialah pemimpin perempuan dunia pada masanya. Nama dan nasabnya adalah Khadījah binti Khuwailid bin As’ad bin ‘Abdul Uzzā bin Qushay bin Kilāb. Khadījah r.a merupakan perempuan cerdas yang mempunyai karir gemilang, sukses dan terpandang. Selain kesuksesan dan kekayaan yang dimilikinya, dia juga mempunyai keturunan yang mulia. Khadījah r.a dan Rasulullah Saw hidup bersama selama 15 tahun sebelum beliau diangkat menjadi Rasul dan 10 tahun sesudahnya. Dialah istri satu-satunya yang hidup paling lama dengan Rasul bila dibandingkan dengan istri-istri Rasul yang lain. Oleh karena itu, tidak dapat dipungkiri bahwa Khadījah r.a sangat paham secara detail informasi tentang Rasulullah Saw. Namun realita yang ada tidak banyak diketahui informasi-informasi terkait Rasulullah Saw melalui istri pertamanya, Khadījah r.a. bahkan bila dibandingkan dengan ‘Āisyah yang telah meriwayatkan lebih dari 2000 hadis, hadis riwayat Khadījah r.a sangat sedikit bahkan nyaris tidak ada. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, penulis akan memaparkan kontribusi Khadījah r.a dalam meriwayatkan hadis, beberapa tema hadis yang diriwayatkan oleh Khadījah r.a. serta menganalisis kualitasnya dari segi sanad maupun muatan hadis. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research). Penulis mengambil data dari kitab As-Sīrah An-Nabawiyyah Li Ibn Isḥāq, Musnad Abī Ya’lā, Mu’jam Al-Kabīr, Mu’jam Al-Ausaṭ, Al- Mustadrak alā Aṣ-Ṣahīhain, Ma’rifah Aṣ-Ṣaḥābah, dan Dalāil An-Nubuwwah. Sedangkan data sekunder yang jadi penunjang adalah kitab-kitab rijāl al-ḥadīṡ, kitab ulūm al-ḥadīṡ, artikel, tulisan ilmiah, dan lain sebagainya. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan cara mencari kata kunci hadis pada aplikasi maktabah syamilah. Sedangkan metode analisis datanya menggunakan kritik sanad dan kritik matan. Hasil penelitian yang penulis peroleh yaitu hadis yang pertama tentang keturunan Khadījah r.a berkualitas ḍa’īf. Dikarenakan sanadnya mengalami keterputusan (inqiṭā’) pada thabaqat kedua. Meskipun semua periwayat dalam hadis tersebut dinilai ta’dil oleh para kritikus hadis. Dari segi kuantitas, hadis tersebut masuk dalam kategori hadis Ahad, dan dilihat dari jumlah rawi antara Nabi hingga Mukharrij-nya, maka sanad ini berkualitas nazil. Hadis kedua tentang Asbāb an-Nuzūl surah Aḍ-Ḍuḥā ayat 3, sanadnya juga berkualitas ḍa’īf dan merupakan hadis marfū’. dilihat secara horizontal, hadis tersebut mempunyai kualitas hadis Ahad yang termasuk pada kategori gharīb. Sedangkan jika dilihat secara vertikal, maka kualitas sanad hadis tersebut berkulitas nazil. Dan yang terakhir, hadis tentang Malaikat Jibril yang tidak nampak di depan Khadījah r.a yang tidak memakai jilbab. Kualitas sanadnya hampir sama dengan sanad hadis pada sub bab sebelumnya (bab Asbāb an-Nuzūl surah Aḍ-Ḍuḥā ayat 3). Sehingga kesimpulannya sanad hadis ini berkualitas ḍa’īf. Hadis ini juga disandarkan kepada Rasulullah, sehingga disebut hadis marfu’. Pada Thabaqah pertama, hadis tersebut diriwayatkan oleh seorang sahabat, sehingga termasuk dalam kategori hadis Ahad. Kualitas sanad hadis tersebut berkualitas nazil. Sedangkan terkait kualitas matan hadis-hadis riwayat Khadījah r.a, semua matan berkualitas ṣaḥīḥ.