Analisis terhadap banyaknya penggunaan akad musyarakah dalam produk pembiayaan di BMT Walisongo Semarang
Main Author: | Alimah, Ravika Dwi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/6361/1/132503109.pdf https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/6361/ |
Daftar Isi:
- BMT Walisongo Semarang merupakan lembaga keuangan syari’ah yang dibentuk dalam upaya memberdayakan ummat secara kebersamaan dan pembiayaan serta kegiatan-kegiatan lain yang berdampak pada meningkatnya ekonomi masyarakat ataupun anggota dan mitra yang dibina menuju arah yang lebih baik, lebih aman,dan lebih adil. Musyarakah merupakan salah satu produk pembiayaan di BMT walisongo yang didasarkan pada prinsip bagi hasil. Bentuk umum dari usaha bagi hasil adalah musyarakah atau dalam kitab fiqh disebut syirkah atau syarikah atau juga disebut dengan kongsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan akad musyarakah serta faktor-faktor yang mempengaruhi banyaknya penggunaan akad musyarakah dalam produk pembiayaan d BMT Walisongo Papandayan Semarang. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kulalitatif.Penelitianlapangan dengan menggunakan metode observasi,wawancara,studi pustaka,dokumentasi dan analisis data. Observasi yang dilakukan dengan cara pengamatan langsung ke lapangan. Sedangkan wawancara dilakukan dengan narasumber untuk memperoleh informasi yang diinginkan. Berdasarkan hasil penelitian selama ini,penulis dapat menyimpulkan bahwa pembiayaan dengan akad musyarakah adalah salah satu akad yang paling banyak digunakan, faktor yang mempengaruhi banyaknya penggunaan akad musyarakah di BMT Walisongo Semarang adalah terletak pada tingkat resiko yang dihadapi lebih kecil dibandingkan dengan akad yang lainnya. Sehingga BMT Walisongo lebih mudah dalam menangani dan mengawasi terhadap usaha yang akan dijalankan oleh anggota atau nasabah. Pada produk pembiayaan yang ditawarkan BMT Walisongo Semarang ini akad Musyarakah persentasinya jauh lebih diminati banyak nasabah karena kebanyakan yang mengajukan pembiayaan adalah para pedagang yang akan menambahkan modal usahanya. Sehingga BMT Walisongo juga menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menggunakan akad musyarakah.