Daftar Isi:
  • Sebagai pemegang fungsi fundamental dalam pelaksanaan ritualitas ubudi-yah umat Islam, eksistensi dan keakuratan metode penentuan awal bulan Kama-riah merupakan suatu hal yang mutlak. Namun, inspirasi intelektual manusia yang beragam berimplikasi pada macam rupa metode yang tercipta, dengan keakuratan yang berbeda-beda pula. Satu metode yang tampak mengikuti siklus astronomis dan diaplikasikan saat ini adalah rukyah pasang air laut. Metode penentuan awal bulan Kamariah berdasarkan aturan yang masih abstrak atas konsep pergerakan pasang surut air laut. Sehingga perlu kiranya menganalisa konsep astronomis pada fenomena pasang surut air laut dalam ketentuan-ketentuan ilmu falak, agar jelas relevansi dari metode ini untuk penentuan awal bulan Kamariah. Penelitian ini bersifat kualitatif dimana jenis datanya bersifat observation dan documentation dengan teknik Sampling Purposive dalam penentuan lokasi pengambilan data, yaitu pada pasang surut air laut pelabuhan Tanjung Mas Semarang bertipe mixed tides prevailing diurnal. Sumber data adalah dokumentasi data pasang surut air laut hasil observasi dari stasiun pasang surut BMKG Meteorologi Maritim Semarang dan data prediksi pasang surut laut Semarang dari situs www.pasanglaut.com didasarkan pada validitas data dengan observasi secara langsung di pantai Pelabuhan Tanjung Mas Semarang. Data-data tersebut dianalisa dengan pendekatan fenomenologis (astronomis kausal komparatif) dan arithmatic dengan metode content analysis. Dari penelitian yang penulis lakukan, didapatkan bahwa posisi terdekat matahari dan bulan saat kulminasi tidak selalu mengakibatkan potensi gelombang pasang air laut tertinggi, karena puncak gelombang pasang tertinggi tidak terjadi tepat pada saat konjungsi atau oposisi terjadi. Pasang tertinggi terjadi pada pertengahan waktu saat gelombang pasang matahari dan bulan menyatu, yaitu dalam waktu yang bergantung pada lamanya rentang waktu penyatuan dua gelombang yang terjadi dan direspon oleh laut Semarang akibat posisi dari sudut kecil sistem matahari-bumi-bulan. Dengan demikian, secara astronomis waktu terjadinya pasang tertinggi tidak secara tepat merepresentasikan waktu konjungsi ataupun oposisi. Sehingga, dinamika pasang surut air laut tipe mixed tides prevailing diurnal pelabuhan Tanjung Mas Semarang tidak dapat digunakan sebagai metode penentuan awal bulan kamariah karena ketidakstabilan dan ketidakakuratannya terhadap waktu konjungsi.