Pengembangan modul pembelajaran kimia berorientasi etnosains pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit kelas X MA Salafiyah Simbang Kulon Pekalongan

Main Author: Lia, Roudloh Muna
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/5920/1/123711039.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/5920/
Daftar Isi:
  • Penelitian pengembangan ini didasarkan dengan karakteristik peserta didik yang lebih suka belajar mandiri dan kurangnya pemahaman pelajar terhadap batik secara ilmiah. Padahalkeberadaan batiktelah menjadi sumber penghidupan serta menyatu dalam masyarakat, akan tetapi kurang diketahui oleh pelajar di Wilayah Pekalongan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menghasilkan modul pembelajaran kimiaberorientasi etnosains pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit. Komposisi modul pembelajarannya disesuaikan pada karakteristik etnosains sehingga dihasilkan modul pembelajaran yang berkualitas. Subjek dari penelitian iniadalah peserta didik kelas X M.A. Salafiyah Simbang Kulon Pekalongan yang berjumlah 9 anak dengan kriteria masing-masing 3 peserta didik dengan tingkat pemahaman atas, menengah, dan bawah. Metode yang digunakan adalah Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development dengan model ADDIE. Model ini terdiri dari lima fase atau tahapan utama, yaitu (A)nalysis, (D)esign, (D)evelopment, (I)mplementation, dan (E)valuation.Penelitian ini dibatasi hanya sampai tahap implementasi kelompok kecil. Hasil uji kelayakan modul pembelajaran kimia tahap I untuk keseluruhan nilai pakar sebesar 82.67% dengan kategori sangat valid. Hasil rata-rata keseluruhan nilai pakar pada validasi tahap IImeningkat, yaitu sebesar 90% dan dinyatakan sangat valid. Hasil uji keterbacaan teks mencapai nilai 100% yang menunjukkan modul tersebut tidak perlu direvisi dalam hal pengemasan materinya. Presentase respon/tanggapan peserta didik sebagai pengguna modul sebesar 90.91%. Berdasarkan hasil uji kualitas modul etnosains, maka modul ini dinyatakan layak sebagai sarana belajar mandiri dan bisa dilanjutkan ke tahap implementasi kelas besar.