Analisis pemikiran Nurcholis Madjid tentang politik Islam
Main Author: | Jawahir, Muhammad |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/5698/1/092211025.pdf https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/5698/ |
Daftar Isi:
- Nurcholish Madjid menyatakan bahwa munculnya gagasan politik Islam atau Islam sebagai dasar poitik karena bentuk kecenderungan apologetis. Apologi ini, tumbuh dari dua jalur. Pertama, apologi karena ideologi Barat, seperti demokrasi, sosialisme, komunisme dan lain sebagainya. Kedua, karena legalisme yaitu apresiasi serba legalistis kepada Islam. Dalam persepsi legalistis, Islam itu dipandang semata-mata sebagai struktur dan kumpulan hukum. Kecenderungan legalisme ini bagi Nurcholis Madjid, tidak lain berakar dari fiqihisme. Dengan demikian, secara prinsipil, konsep politik Islam, menurut keyakinan Nurcholish Madjid, adalah suatu distorsi hubungan proporsional antara politik dan agama. Politik adalah salah satu segi kehidupan duniawi, yang dimensinya rasional dan kolektif. Sedangkan agama, menurutnya adalah aspek kehidupan lain, yang dimensinya spiritual dan pribadi. Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana pemikiran Nurcholis Madjid tentang politik Islam? 2) Apa dasar-dasar pemikiran Nurcholis Madjid tentang politik Islam? Penelitian ini merupakan jenis penelitian kepustakaan (library research), di mana data-data yang dipakai adalah data kepustakaan. Data primer dalam penelitian ini adalah buku Dialog Keterbukaan Artikulasi Nilai Islam dalam Wacana Sosial Politik Kontemporer karya Nurcholis Madjid. Metode analisis yang digunakan penulis adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa Politik Islam menurut Nurcholis Madjid adalah bahwa orientasi keislaman yang kuat selalu dikaitkan dengan oposisi terhadap pemerintah. Menurutnya, hal ini disebabkan Islam memainkan suatu peranan konsisten sebagai sebuah ideologi (rallying ideology) terhadap kolonialisme. Peranan ini menghasilkan kemerdekaan nasional, karena kaum muslim mengemukakan gagasan politik yang tidak sesuai dan tidak sebangun dengan tuntunan praktis era sekarang, sehingga tumbuhlah prasangka politik yang berorientasi Islam dengan pemerintah yang berorientasi nasional. Nurcholis Madjid menjelaskan bahwa Islam itu sendiri bukan sebuah teori atau ideologi, lebih jauh ia mengatakan, dalam bidang politik Islam berada pada posisi yang mengiringi syariah dan lebih dekat dengan filsafat dengan dinamika dan wataknya sendiri. Konsep Negara Islam adalah sebuah distorsi hubungan proporsional antara agama dan Negara. Negara adalah salah satu segi kehidupan duniawi yang dimenensinya adalah rasional dan kolektif, sementara agama adalah aspek kehidupan yang dimensinya adalah spiritual dan pribadi. Politik Islam menurut Nurcholis Madjid tidak dimaksudkan sebagai penerapan politik dan mengubah kaum Muslimin menjadi politikus. Tetapi dimaksudkan untuk menduniawikan nilai-nilai yang sudah semestinya duniawi, dan melepaskan umat Islam dari kecenderungan untuk meng-ukhrawi-kannya. Dengan demikian, kesediaan mental untuk selalu menguji dan menguji kembali kebenaran suatu nilai di hadapan kenyataan-kenyataan material, moral ataupun historis, menjadi sifat kaum Muslimin.