Konsep tawakal dan hubungannya dengan tujuan pendidikan Islam (perbandingan pemikiran Hamka dan Hasbi Ash Shiddiqie)
Main Author: | Munandar, Roni |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2009
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/5461/1/3103006%20_%20Lengkap.pdf https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/5461/ |
Daftar Isi:
- Yang menjadi rumusan masalah yaitu bagaimana konsep tawakal menurut Prof. Dr. Hamka? Bagaimana konsep tawakal menurut Prof. Dr. TM. Hasbi Ash Shiddiqie? Bagaimana tawakal menurut Prof. Dr. Hamka dan Prof. Dr. TM. Hasbi Ash Shiddiqie hubungan dengan tujuan pendidikan Islam? Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan (Library Research) dan kualitatif. Pendekatannya menggunakan pendekatan psikologi dan pendidikan. Data primer yaitu buku karya T.M. Hasbi ash Shiddiqie, yaitu al-Islam; Mutiara-Mutiara Hadis; Tafsir al-Qur'an al Majid an Nur; Soal Jawab Agama Islam; dan Pengantar Ilmu Tauhid. Sedangkan karya Hamka: Lembaga Budi; Falsafah Hidup; Studi Islam; Tasawuf Modern; Tasawuf Perkembangan dan Pemurniannya; Tafsir al-Azhar. Data Sekundernya yaitu sejumlah literatur yang relevan dengan judul ini. Dalam membahas dan menelaah data, peneliti menggunakan metode deskriptif analitis, dan metode komparasi. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa Menurut TM. Hasbi Ash Shiddiqie, adalah keliru bila orang yang menganggap tawakal dengan memasrahkan segalanya kepada Allah SWT tanpa diiringi dengan usaha maksimal. Usaha dan ikhtiar itu harus tetap dilakukan, sedangkan keputusan terakhir diserahkan kepada Allah Swt. Tawakal tanpa ikhtiar adalah suatu dosa. Sebaliknya ikhtiar tanpa tawakal juga berdosa karena itu menunjukkan hamba yang angkuh. Sedangkan menurut Hamka tawakal tanpa ikhtiar bukan suatu dosa, hanya saja orang itu berarti menyerah sebelum berperang dalam kehidupan. Sebaliknya ikhtiar tanpa tawakal menunjukkan ketidak butuhannya seorang hamba pada Tuhan. Demikian perbedaan konsep Hamka dengan TM. Hasbi Ash Shiddiqie. Meskipun demikian ada kesamaannya karena menurut Hamka dan TM. Hasbi Ash Shiddiqie bahwa bukan berarti pasrah diri tanpa usaha. Tawakal adalah pasrah diri sesudah berusaha maksimal. Hubungan konsep tawakal menurut Prof. Dr. Hamka dan Prof. Dr. TM. Hasbi Ash Shiddiqie dengan tujuan pendidikan Islam sebagai berikut: pendidikan Islam ialah segala usaha untuk memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta sumber daya manusia yang ada padanya menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil). Karena itu tujuan pendidikan Islam adalah membentuk insan kamil yang memiliki wawasan kaffah. Sejalan dengan itu menurut Arifin tujuan terakhir pendididikan Islam yaitu penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah. "Kata penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah" dalam bahasa agama disebut tawakal. Tujuan pendidikan Islam seperti ini sesuai pula dengan Konferensi Dunia Pertama tentang Pendidikan Islam (1977) berkesimpulan bahwa tujuan akhir pendidikan Islam adalah manusia yang menyerahkan diri secara mutlak kepada Allah.