Daftar Isi:
  • Skripsi ini bertolak dari dari dua permasalahan yaitu tentang penentuan gerhana Bulan dan gerhana Matahari. Dengan beragamnya kitab Falak yang berkembang dalam menentukan waktu gerhana baik gerhana Bulan maupun gerhana Matahari, menyebabkan banyak pula perbedaan hasil ketetapan waktu gerhana. Fath al-Ra’uf al-Mannan adalah salah satu contoh kitab ilmu falak yang di dalamnya terdapat penentuan terjadinya gerhana Bulan dan gerhana Matahari. Kemudian masalah pertama adalah bagaimana metode hisab gerhana Bulan dan Matahari Abu Hamdan Abdul Jalil dalam kitab Fath al-Ra’uf al-Mannan ?, kedua adalah sejauh mana tingkat akurasi hisab gerhana Bulan dan Matahari yang digunakan Abu Hamdan Abdul Jalil dalam kitab Fath al-Ra’uf al-Mannan?. Penelitian ini merupakan Penelitian yang bersifat kepustakaan (library research), yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Data primer dari kitab Fath al-Ra’uf al-Mannan, data sekundernya diperoleh dari seluruh dokumen berupa buku, catatan, makalah, dan hasil wawancara yang berhubungan dengan objek penelitian. Data-data tesebut diolah dan dianalisis menggunakan metode deskriptif analitik. Temuan dari skripsi ini adalah kitab Fath al-Ra’uf al-Mannan masih memakai metode klasik, yakni metode hisab hakiki bi al-taqrib. Metode hisab hakiki bi al-taqrib yang masih berpangkal pada zaij Ulugh Beigh dan sistem perhitungannya didasarkan kepada teori Ptolomeus yang sering dikenal dengan teori geosentris. Seiring dengan perkembangan zaman, teori geosentris ditumbangkan oleh teori heliosentris yaitu Matahari sebagai pusat tata surya. Berpangkal dari sinilah koreksi yang harus dilakukan adalah koreksi terhadap posisi Bulan dan Matahari secara hakiki. Sedangkan hasil perhitungannya jika dibandingkan dengan perhitungan modern saat ini, yakni hasil perhitungan dari NASA yang kebenaran dan keakurasiannya sudah dapat dipertanggung jawabkan, kitab Fath al-Ra’uf al-Mannan memiliki selisih perbedaan hasil yang jelas tidak sama. Selisih dari hasil-hasil perhitungan di atas tidak konsisten, ada yang terlalu signifikan dan ada pula yang tidak terlalu signifikan perbedaannya. Oleh karena itu, hasil perhitungan Fath al-Ra’uf al-Mannan tidak dapat dijadikan sebagai acuan utama dalam menentukan gerhana Bulan dan gerhana Matahari secara hakiki.