Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pendidikan tasawuf di pondok pesantren Qadiriyah wa Naqsyabandiyah Plalangan Gunungpati Semarang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif lapangan dengan menggunakan analisis deskriptif, yaitu dengan mendiskripsikan data-data yang telah peneliti kumpulkan, baik data hasil wawancara, observasi maupun dokumentasi selama mengadakan penelitian di Pesantren Qadiriyah wa Naqsyabandiyah Plalangan Gunungpati Semarang, dengan obyek penelitian tentang “Pendidikan Tasawuf di Pesantren (Studi Kasus di Pondok Pesantren Qadiriyah wa Naqsyabandiyah Plalangan Gungpati Semarang)”. Pendidikan tasawuf merupakan salah satu yang diterapkan di pesantren Qadiriyah wa Naqsyabandiyah dengan nilai-nilai spiritual tarekat, yang menginduk pada tarekat Qadiriyyah Naqsyabandiyyah. Dalam pelaksanaannya mengamalkan dzikir yang ada dalam tarekat tersebut (utamanya dzikir dalam tawajuhan), baik dzikir jahr ataupun khafi. Diantara materi-materi pendidikan tasawuf yang ada di pesantren tersebut meliputi tawajuhan, mujahadah, istighatsah, puasa sunnah Senin dan Kamis dan shalat sunnah malam tahajud. Dapat diketahui pula, santri yang mengamalkan ajaran tarekat Qadiriyyah Naqsyabandiyyah setidaknya melalui lima tahapan. Pertama, jika seseorang telah menunjukkan niatnya untuk menjadi pengamal ajaran tarekat Qadiriyyah Naqsyabandiyyah, Kedua, setelah ia merasa cocok, mulai diberikan penjelasan kepadanya tentang ajaran tarekat secara lebih mendalam, Ketiga, setelah menetapkan niatnya untuk terus bergabung, ia melaksanakan shalat istikharah untuk memperoleh petunjuk dari Tuhan. Dengan bimbingan seorang kyai atau mursyid, seorang pengikut memohon petunjuk Tuhan, Keempat, jika sudah mantap, ia diminta untuk menyatakan kesanggupannya untuk menaati semua ajaran dan ketentuan tarekat Kelima, atau tahap terakhir, ia ditalkin dan dituntun oleh guru untuk membaca penerang hati 7 kali, salam ta’dhim kepada Nabi Muhammad Saw. 1 kali, istighfar, shalawat, membaca tahlil, masing-masing 3 kali dan diakhiri dengan membaca sayyiduna muhammadur rasulullah 1 kali, membaca shalawat munjiyat 1 kali, kemudian tawasul, dan diakhiri dengan pengukuhan talqin, ijazah dan baiat. Proses talkin ini merupakan pintu gerbang isyarat masuknya seseorang ke dalam aliran tarekat Qadiriyyah Naqsyabandiyyah. Al-Hasil, berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi civitas akademika, mahasiswa, tenaga pengajar, para peneliti dan semua pihak yang akan menerapkan pendidikan tasawuf di pesantren dan menjadi bahan pertimbangan bagi lembaga pendidikan pesantren lainnya yang hendak menerapkan pendidikan serupa.