Hukuman dan disiplin (analisis hukum Islam dan hukum positif terhadap pemikiran filsafat Michel Foucault)

Main Author: Diyanto, Hendi
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2009
Subjects:
Online Access: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/5231/1/2104039_lengkap.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/5231/
ctrlnum 5231
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/5231/</relation><title>Hukuman dan disiplin (analisis hukum Islam dan hukum positif terhadap pemikiran filsafat Michel Foucault)</title><creator>Diyanto, Hendi</creator><subject>297.272 Islam and politics, fundamentalism</subject><subject>340 Law</subject><description>Dalam setiap masyarakat, tubuh senantiasa menjadi obyek kuasa. Tubuh dimanipulasi, dilatih, dikoreksi menjadi patuh, terampil dan meningkat kekuatannya. Tubuh senantiasa menjadi sasaran &#x2018;kuasa&#x2019;, baik dalam arti &#x2018;anatomi metafisik&#x2019; yakni seperti yang dibuat oleh para dokter dan filsuf, maupun dalam arti &#x2018;teknik politis&#x2019; yang mau mengatur, mengontrol dan mengoreksi segala aktivitas tubuh. Kuasa, dari masa yang satu ke masa yang lain, selalu menyentuh tubuh, hanya cara, ukuran dan sasaran kontrolnya saja yang berubah-ubah.&#xD; Menurut Foucault, pelaksanaan hukuman sampai saat ini telah ditempatkan dalam teknologi politis terhadap tubuh. Artinya, dalam perubahan praktek kuasa untuk menghukum tampak bahwa tubuh menjadi elemen utama pelaksanaan hukuman, baik sebagai sasaran langsung ataupun sebagai media.&#xD; Dalam bukunya Discipline and Punish, Foucault menelaah perubahan strategi kuasa dan teknologi politis terhadap tubuh, yang memperlihatkan kaitan erat kuasa-pengetahuan dan kelahiran individu modern. Foucault menyebut usahanya sebagai &#x2018;studi perubahan model strategi menghukum&#x2019; dengan berpangkal pada penelusuran &#x201C;teknologi politis terhadap tubuh&#x201D; yang akhirnya sampai pada &#x201C;perhatian&#x201D; terhadap tubuh yang tadinya harus disiksa sampai pada tubuh yang harus dilatih agar disiplin.&#xD; Setidaknya ada tiga signifikansi yang muncul dari telaah genealogis tersebut. Pertama, teknologi menghukum berubah dari bentuk yang amat kasar dan kejam, menjadi lunak dan semakin tidak menyentuh tubuh. Bahkan berkembang ke arah normalisasi dan korektif. Kedua, perubahan ini disertai dengan perkembangan pengetahuan atas individu. Ketiga, perkembangan pengetahuan ini memang tidak terpisah dari mekanisme &#x2018;penaklukan&#x2019;. Tetapi penaklukan itu menjadikan individu patuh dan berguna.&#xD; Kuasa tidak lagi menyentuh tubuh secara keji dalam bentuk hukuman fisik, tetapi kuasa menyebar dalam &#x2018;tubuh masyarakat&#x2019; melalui &#x2018;mekanisme disiplin&#x2019;. Melalui jaringan kuasa berupa penjara, sekolah, barak militer, rumah sakit, dsb. Melalui jaringan ini, kuasa melakukan pemantauan, pencatatan, perawatan, pendisiplinan, pelatihan dan penaklukan secara tersamar dan tidak kasat mata (invisible). Dari seluruh proses inilah, kita bisa mengenali karakter individu modern. Individu yang segala aktivitasnya terus diawasi, dipantau, dilatih, ditaklukkan, dijadikan patuh dan berguna, melalui rezim pendisiplinan. &#xD; Foucault mempopulerkan istilah panopticon-nya Jeremy Bentham. Panopticon adalah sebuah bangunan berbentuk cincin. Di tengah bangunan ini terdapat sebuah menara yang dikelilingi jendela-jendela besar yang langsung terbuka ke arah sisi bangunan, ke dalam (arah menara) dan "ke luar". Panopticon merupakan struktur yang memungkinkan kuasa melakukan observasi secara menyeluruh mengenai kriminal; artinya panopticon memungkinkan penerapan sejenis pandangan tertentu. Dengan panopticon, kuasa bisa mengamati secara konstan dan mengenal dengan tepat. Fungsi kekuasaan dalam panopticon hampir otomatis. Di sini kekuasaan terlihat, bahkan juga tidak dapat diperiksa bahwa subyek tidak pernah tahu pada kesempatan apapun, bagaimanapun mereka diamati oleh kuasa.</description><date>2009-06-23</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/5231/1/2104039_lengkap.pdf</identifier><identifier> Diyanto, Hendi (2009) Hukuman dan disiplin (analisis hukum Islam dan hukum positif terhadap pemikiran filsafat Michel Foucault). Undergraduate (S1) thesis, IAIN Walisongo. </identifier><recordID>5231</recordID></dc>
language eng
format Thesis:Thesis
Thesis
PeerReview:NonPeerReviewed
PeerReview
Book:Book
Book
author Diyanto, Hendi
title Hukuman dan disiplin (analisis hukum Islam dan hukum positif terhadap pemikiran filsafat Michel Foucault)
publishDate 2009
topic 297.272 Islam and politics
fundamentalism
340 Law
url https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/5231/1/2104039_lengkap.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/5231/
contents Dalam setiap masyarakat, tubuh senantiasa menjadi obyek kuasa. Tubuh dimanipulasi, dilatih, dikoreksi menjadi patuh, terampil dan meningkat kekuatannya. Tubuh senantiasa menjadi sasaran ‘kuasa’, baik dalam arti ‘anatomi metafisik’ yakni seperti yang dibuat oleh para dokter dan filsuf, maupun dalam arti ‘teknik politis’ yang mau mengatur, mengontrol dan mengoreksi segala aktivitas tubuh. Kuasa, dari masa yang satu ke masa yang lain, selalu menyentuh tubuh, hanya cara, ukuran dan sasaran kontrolnya saja yang berubah-ubah. Menurut Foucault, pelaksanaan hukuman sampai saat ini telah ditempatkan dalam teknologi politis terhadap tubuh. Artinya, dalam perubahan praktek kuasa untuk menghukum tampak bahwa tubuh menjadi elemen utama pelaksanaan hukuman, baik sebagai sasaran langsung ataupun sebagai media. Dalam bukunya Discipline and Punish, Foucault menelaah perubahan strategi kuasa dan teknologi politis terhadap tubuh, yang memperlihatkan kaitan erat kuasa-pengetahuan dan kelahiran individu modern. Foucault menyebut usahanya sebagai ‘studi perubahan model strategi menghukum’ dengan berpangkal pada penelusuran “teknologi politis terhadap tubuh” yang akhirnya sampai pada “perhatian” terhadap tubuh yang tadinya harus disiksa sampai pada tubuh yang harus dilatih agar disiplin. Setidaknya ada tiga signifikansi yang muncul dari telaah genealogis tersebut. Pertama, teknologi menghukum berubah dari bentuk yang amat kasar dan kejam, menjadi lunak dan semakin tidak menyentuh tubuh. Bahkan berkembang ke arah normalisasi dan korektif. Kedua, perubahan ini disertai dengan perkembangan pengetahuan atas individu. Ketiga, perkembangan pengetahuan ini memang tidak terpisah dari mekanisme ‘penaklukan’. Tetapi penaklukan itu menjadikan individu patuh dan berguna. Kuasa tidak lagi menyentuh tubuh secara keji dalam bentuk hukuman fisik, tetapi kuasa menyebar dalam ‘tubuh masyarakat’ melalui ‘mekanisme disiplin’. Melalui jaringan kuasa berupa penjara, sekolah, barak militer, rumah sakit, dsb. Melalui jaringan ini, kuasa melakukan pemantauan, pencatatan, perawatan, pendisiplinan, pelatihan dan penaklukan secara tersamar dan tidak kasat mata (invisible). Dari seluruh proses inilah, kita bisa mengenali karakter individu modern. Individu yang segala aktivitasnya terus diawasi, dipantau, dilatih, ditaklukkan, dijadikan patuh dan berguna, melalui rezim pendisiplinan. Foucault mempopulerkan istilah panopticon-nya Jeremy Bentham. Panopticon adalah sebuah bangunan berbentuk cincin. Di tengah bangunan ini terdapat sebuah menara yang dikelilingi jendela-jendela besar yang langsung terbuka ke arah sisi bangunan, ke dalam (arah menara) dan "ke luar". Panopticon merupakan struktur yang memungkinkan kuasa melakukan observasi secara menyeluruh mengenai kriminal; artinya panopticon memungkinkan penerapan sejenis pandangan tertentu. Dengan panopticon, kuasa bisa mengamati secara konstan dan mengenal dengan tepat. Fungsi kekuasaan dalam panopticon hampir otomatis. Di sini kekuasaan terlihat, bahkan juga tidak dapat diperiksa bahwa subyek tidak pernah tahu pada kesempatan apapun, bagaimanapun mereka diamati oleh kuasa.
id IOS2754.5231
institution Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
affiliation ptki.onesearch.id
institution_id 53
institution_type library:university
library
library Perpustakaan UIN Walisongo Semarang
library_id 93
collection Walisongo Repository
repository_id 2754
subject_area Systems, Value, Scientific Principles/Sistem-sistem dalam Agama, Nilai-nilai dalam Agama,
Islam/Agama Islam
Philosophy and Theory of Social Science/Filsafat dan Teori Ilmu-ilmu Sosial
city SEMARANG
province JAWA TENGAH
repoId IOS2754
first_indexed 2016-11-12T03:49:39Z
last_indexed 2022-09-12T06:34:00Z
recordtype dc
_version_ 1765821497900793856
score 17.538404