Kearifan budaya Jawa pada ritual keagamaan komunitas Himpunan Penghayat Kepercayaan (HPK) di Desa Adipala dan Daun Lumbung Cilacap
Main Author: | Sutiyono, Agus |
---|---|
Format: | Monograph NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
LP2M IAIN Walisongo
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/3939/1/Agus_Sutiyono-Laporan_penelitian_2014.pdf https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/3939/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; 1) pelaksanaan Tradisi Nyadran sebagai budaya Jawa pada komunitas HPK di desa Adipala dan Daun Lumbung Cilacap, 2) mengetahui ritual keagamaan tradisi Nyadran pada komunitas HPK di desa Adipala dan Daun Lumbung Cilacap, 3) mengungkap makna apa yang adapada tradisi Nyadran pada ritual keagamaan komunitas HPK di desa Adipala dan Daun Lumbung Cilacap, dan 4) memahami budaya Jawa pada ritual keagamaan komunitas HPK di Desa Adipala dan Daun Lumbung Cilacap masih dilaksanakan. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif murni dengan mengedepankan instrumen pada peneliti sendiri. Akses data diperoleh dengan menerapkan instrumen observasi partisipan, in-depth unterview, dan juga studi dokumentasi. Keabsahan data peneliti menerapkan triangulasi data sumber dan metode. Kemudian data dianalisis dengan menggunakan interaksi Miles Haberman dengan empat langkah; pengumpulan data, reduksi data, display data dan verifikasi. Hasil penelitian ini adalah; 1) pelaksanaan tradisi Nyadran sebagai budaya Jawa pada komunitas HPK di desa Adipala dan Daun Lumbung Cilacap merupakan tradisi dalam rangka untuk melestarikan ajaran Kyai Bonokeling sebagai nenek moyang komunitas HPK yang telah mengajarkan ilmu-ilmu agama sebagai bekal dalam menghamba kepada Allah SWT, 2) tradisi Nyadran merupakan ritual yang diawali dengan berjalan kaki dari wilayah masing-masing menuju tempat dilakukannya proses ritual untuk mengadakan pasowanan di pesarehan Kyai Bonokeling di Pekuncen Banyumas dan Pesarehan Kyai Daun Lumbung di Cilacap. Ritual ini dalam rangka menyambut datangnya bulan suci Ramadhan sebagai persiapan akan melaksakan ibadah puasa, 3) tradisi nyadran merupakan simbol adanya hubungan dengan para leluhur, sesama, dan Yang Maha Kuasa atas segalanya. Nyadran juga menjadi wahana silaturahmi keluarga dan sekaligus menjadi transformasi sosial, budaya, dan keagamaan. Ada nilai-nilai sosial budaya, seperti budaya gotong royong, guyub, pengorbanan, ekonomi, dan 4) ritual Nyadran masih eksis hal ini sudah menjadi kepercayaan dan keyakinan mereka dalam menlaksanakan dan mengamalkan ibadah dengan Tuhan Yang Maha Esa. Mereka hidup berdampingan dalam masyarakat, menjunjung tinggi nilai toleransi dan tidak memposisikan sebagai komunitas yang eksklusif melainkan lebih inklusif.