Pemaparan kisah dalam Al-Qur'an perspektif Sayyid Qutb analisis terhadap kisah Sulaiman
Daftar Isi:
- Al-Qur'an merupakan kitab agama, namun dalam pemaparannya ia menggunakan keindahan sastra yang luar biasa jika kita mencermatinya dari kaca mata sastra. Di antaranya stilistika/uslu>b, yang merupakan cabang linguistik dengan mencoba mengurai gaya bahasa. Aspek-aspek bahasa yang dikaji dalam stilistika pada umumnya meliputi, fonologi, leksikal, sintaksis, retorika: gaya retoris dan kiasan. Stilistika dapat diterapkan pada berbagai macam teks, termasuk teks yang mengandung kisah. Di dalam al-Qur'an terdapat kurang lebih 1600 ayat yang berkaitan tentang kisah. Ayat-ayat tentang kisah ini bahkan hampir mendominasi isi al-Qur'an. Ayat-ayat tersebut mempunyai model penggambaran yang khas, sehingga akan dapat terpatri dalam jiwa pembaca. Perintah atau ajaran agama juga disampaikan secara tidak langsung, sehingga pesan yang disampaikan itu akan lebih mengena kepada pembaca. Termasuk kisah Nabi Sulaiman, yang terdapat dalam lima surat yang berbeda, ditampilkan sebanyak kurang lebih 47 ayat: QS. Al-Anbiya>’ (021: 78-79, 81-82), QS. Al-Baqarah (002: 102), QS. al-Naml (027:15-44), QS. Saba’ (34: 12-16) dan QS. S}a>d (38: 30-39). Skripsi ini mengaji teori stilistika pemaparan al-Qur'an yang telah ditawarkan Sayyid Qutb, yaitu stilistika pemaparan kisah (al-tas}wi>r al-fann). Berbeda dengan stilistika pada umumnya yang telah sistematis. Mula-mula Qutb menawarkan wacana dengan mengajak menganalisa sumber daya magis al-Qur'an, ilustrasi dalam al-Qur'an dan seni keteraturan al-Qur'an. Kemudian Qutb mengelompokkan beberapa karakteristik, yaitu karakteristik seni berkisah, karakteristik ilustrasi dan penggambaran karakter. Dari karakteristik itulah menjadi landasan dari pada teorinya tentang stilistika pemaparan kisah. Pendekatan yang dipakai dalam stilistika pada umumnya meliputi tematik, semantik, komparatif. Sedangkan pendekatan historis dan analisis isi (content analysis) digunakan untuk membedah latar belakang Sayyid Qutb dan pemikirannya tentang sastra al-Qur'an. Bukan pada historisitas Nabi Sulaiman. Dari penelitian ini diketahui bahwa kisah Sulaiman dalam al-Qur'an menggunakan gaya bahasa sangat memperhatikan anasir sastra yang sungguh tinggi. Dengan pendekatan yang ditawarkan Sayyid Qutb, penelitian ini mengungkapkan kisah Nabi Sulaiman menggunakan pilihan kata dan irama yang indah. Juga mampu menggambarkan tiap episode dengan sangat sempurna laiknya drama yang terlihat nyata dalam imajinasi pembaca. Penggambaran tokoh dibangun melalui berbagai cara baik secara langsung maupun melalui percakapan, sehingga pembaca dengan mudah menangkap hikmah/ pesan dari kisah tersebut. Adapun pesan-pesan yang disampaikan meliputi syukur, kepemimpinan, kedisiplinan, cinta terhadap makhluk, kenabian dan ketauhidan.