Daftar Isi:
  • Film 99 Cahaya di Langit Eropa mengisahkan perjalanan agen muslim seperti Hanum dan Fatma. Hidup sebagai pemeluk agama minoritas membuat mereka berusaha meluruskan pandangan masyarakat luar tentang Islam yang sering dicap sebagai agama teroris, yaitu dengan melakukan keteladanan yang merupakan salah satu bentuk dakwah bil hal. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana dakwah bil hal direpresentasikan dalam film “99 Cahaya di Langit Eropa” Part I. Penelitian film 99 Cahaya di Langit Eropa Part I bertujuan untuk mengetahui secara keseluruhan representasi dakwah bil hal yang disampaikan melalui film 99 Cahaya di Langit Eropa Part I, dengan mengidentifikasi tanda-tanda yang terdapat dalam film tersebut. Penelitian ini menggunakan metodelogi kualitatif yang bersifat deskriptif dengan analisis teori kuadran simulakra. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuadran simulakra yang dikembangkan oleh Jean Baudrillard. Jean Baudrillard membagi tahapan simulasi menjadi empat kuadran yaitu simulakra kuadran I (prinsip representasi), simulakra kuadran II (Simulasi menyembunyikan realitas), simulakra kuadran III (Simulasi menghapus realitas) , dan simulakra kuadran IV (Simulasi menjadi realitas). Scene yang diteliti adalah scene yang mengandung dakwah bil hal dalam film 99 Cahaya di Langit Eropa Part I. Dan scene yang mengandung dakwah bil hal tersebut dianalisis tentang posisi simulasi yang direpresentasikan pada kotak kuadran simulakra. Hasil penelitian menunjukkan bahwa representasi dakwah bil hal dalam film 99 Cahaya di Langit Eropa Part I terlihat dalam dua bidangmateri dakwah yaitu bidang syariah dan akhlaq. Bidang syariah meliputi solat, berjilbab dan berpuasa. Sedangkan dalam bidang akhlaq meliputi sabar, menahan emosi dan memaafkan, saling menolog, berperilaku baik pada tetangga, serta bersedekah dan ikhlas