Aktivitas dakwah Drs. Kh. Abdul Hamid Suyuti (analisis metode dan materi dakwah)
Daftar Isi:
- Penelitian yang berjudul “Aktivitas Dakwah Drs. KH. Abdul Hamid Suyuti (Analisis Metode dan Materi Dakwah)“ merupakan salah satu penelitian yang meneliti tentang segala aktivitas yang dilakukan oleh Drs. KH. Abdul Hamid Suyuti dalam kesehariannya sebagai juru dakwah (da’i). penelitian ini berpusat pada permasalahan (1) bagaimana aktivitas dakwah Drs. KH. Abdul Hamid Suyuti (2) bagaimana metode dan materi yang digunakan dalam berdakwah. Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini yakni untuk mengetahui bagaimana aktivitas dakwah Drs. KH. Abdul Hamid Suyuti, serta mengetahui bagaimana metode dan materi dakwah yang digunakan untuk berdakwah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan biografi. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan menggunakan: (1). wawancara, digunakan untuk mengumpulkan data tentang bentuk aktifitas dengan fokus mengkaji pada dakwah Drs. KH. Abdul Hamid Suyuti, (2) Dokumentasi yaitu untuk memperoleh data tentang dakwah Drs. KH. Abdul Hamid Suyuti (3) Observasi yaitu mengetahui secara jelas apa yang dilakukan dan dihasilkan oleh tokoh yang bersangkutan Adapun hasil penelitian ini adalah kegiatan dakwah Drs. KH. Abdul Hamid Suyuti menggunakan metode ceramah, metode tanya jawab, metode keteladanan (bil hal). Semua itu dilakukan agar materi-materi dakwah dapat tersampaikan dengan baik dan diterima mad’u dengan mudah. Drs. KH. Abdul Hamid Suyuti dalam menyampaikan materi dakwah mampu memilah dan memilih materi yaitu akidah (tentang keimanan), syariah (aturan-aturan, hukum dalam agama Islam), akhlaq (akhlak kepada Allah dan sesama makhluk). Selain itu Drs. KH. Abdul Hamid Suyuti menggunakan media berupa media auditif, lembaga pendidikan, dan Peringatan Hari Besar Islam guna memperluas dakwahnya kepada mad’u. Pelaksanaan dan hasil yang dicapai dari dakwah Drs. KH. Abdul Hamid Suyuti berjalan sesuai yang diinginkan dan hasil dari perjuangan dakwahnya yaitu pengajian rutin di wilayah Kaligawe Semarang, dan terbentuknya masyarakat yang lebih Islami, karenanya setelah umat menerima dakwah tidak sedikit yang tadinya mereka jauh dari agama Islam menjadi dekat.