ctrlnum 2969
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/2969/</relation><title>Doa menurut Mu&#x2019;tazilah (study analisis)</title><creator>Ahnafuddin, Muhammad</creator><subject>297.38 Rites, prayer</subject><subject>297.83 Other sects</subject><description>Penelitian ini mencoba untuk mendeskripsikan doa menurut kaum Mu&#x2019;tazilah dengan menggunakan metode library reseach (penelitian pustaka) dengan analisis isi dan deskripsi.&#xD; Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Bagaimana konsep doa menurut mu&#x2019;tazilah? 2) Apa peranan doa bagi kaum Mu&#x2019;tazilah?&#xD; Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah:&#xD; 1. Doa menurut mu&#x2019;tazilah adalah pengungkapkan hasrat dalam diri manusia mengenai harapan dan keinginan yang disampaikan langsung kepada diri manusia sendiri maupun kepada Allah SWT.&#xD; 2. Doa adalah sarana jembatan kesadaran diri manusia sebagai hamba dan kesadaran manusia akan kekuasaan Allah SWT., yang berwujud pola komunikasi sebagai bentuk media memberitahukan hasrat hidup sebagai manusia. Dimensi ini dilakukan dengan langsung secara verbal (lisan), dan sunnatullah sebagai manusia. Hal ini dapat diketahui dari uraian mu&#x2019;tazilah yang masih mempercayai wahyu (al-quran). Wahyu berperan sebagai pemberi informasi dan konfirmasi. Memperkuat apa yang telah diketahui manusia melalui akal.&#xD; 3. Doa mempunyai peranan yang sangat penting menurut mu&#x2019;tazilah. Manusia memiliki segala daya yang telah diciptakan Tuhan untuk berbuat. Kaum mu&#x2019;tazilah memposisikan usaha sebagai suatu hal yang dikerjakan oleh manusia, tanpa perlu campur tangan Tuhan. Namun, dengan adanya sebentuk pengharapan manusia atas apa yang diinginkan, merupakan bukti bahwa secara implisit manusia berharap akan sesuatu, dan hal itu merupakan indikator yang kuat bahwa doa merupakan suatu hal yang penting bagi kehidupan. Dari analisa atas doktrin-diktrin yang diajarkan Mu&#x2019;tazilah seperti; kehendak bebas manusia, keadilan Tuhan, dan hubungannya dengan sunatullah, maka secara implisit memberikan pengertian bahwa doa masih berguna bagi kaum mu&#x2019;tazilah. Berlandaskan argumentasi rasional dijelaskan bahwa doa merupakan bentuk energi yang paling kuat yang bisa dihasilkan oleh manusia. Kekuatan ini nyata seperti halnya daya tarik bumi (law of attraction).&#xD; Adapun peranan doa menurut mu&#x2019;tazilah tersebut dapat juga dilihat dari 2 aspek/sisi:&#xD; a) Sisi Psikologis&#xD; Secara psikologis, dengan berdoa, diri manusia akan selalu terarahkan pada apa yang diharapkannya. Hal tersebut dapat kita pahami dengan tiga langkah. Petama, Meminta (berdoa), kedua adalah menjawab (mengkabulkan) dan ketiga adalah menerima, di mana manusia harus memposisikan diri agar sejalan dengan apa yang mereka minta.&#xD; &#xD; &#xD; b) Sisi Hukum Alam (Sunnatullah)&#xD; Doa yang diungkapkan kepada Allah SWT. bukan hal-hal yang bertentangan dengan sunnatullah. Kaum mu&#x2019;tazilah percaya pada hukum alam atau sunnah Allah yang menganut perjalanan kosmos dan dengan demikian menganut paham determinisme. Seperti semua hukum alam, ada kesempurnaan total dalam hukum tersebut. Manusia mencipta hidup mereka. Apapun yang manusia tanam, akan mereka tuai. Pikiran-pikiran (harapan/doa) manusia adalah benih, dan panen yang akan mereka petik akan bergantung pada benih yang mereka tanam. Apa yang sedang manusia pikirkan saat ini merupakan penciptaan masa depan mereka. Manusia menciptakan hidup mereka dengan pikiran-pikiran mereka. Karena manusia selalu berfikir, manusia selalu mencipta. Apa yang paling manusia pikirkan (dominan) atau fokuskan adalah apa yang akan muncul dalam hidup mereka.</description><date>2011-06-15</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/2969/1/64111001_Coverdll.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/2969/2/64111001_BAB%20I.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/2969/3/64111001_BAB%20II.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/2969/4/64111001_BAB%20III.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/2969/5/64111001_BAB%20IV.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/2969/6/64111001_BAB%20V.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/2969/7/64111001_Bibliografi.pdf</identifier><identifier> Ahnafuddin, Muhammad (2011) Doa menurut Mu&#x2019;tazilah (study analisis). Undergraduate (S1) thesis, IAIN Walisongo. </identifier><recordID>2969</recordID></dc>
language eng
format Thesis:Thesis
Thesis
PeerReview:NonPeerReviewed
PeerReview
Book:Book
Book
author Ahnafuddin, Muhammad
title Doa menurut Mu’tazilah (study analisis)
publishDate 2011
topic 297.38 Rites
prayer
297.83 Other sects
url https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/2969/1/64111001_Coverdll.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/2969/2/64111001_BAB%20I.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/2969/3/64111001_BAB%20II.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/2969/4/64111001_BAB%20III.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/2969/5/64111001_BAB%20IV.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/2969/6/64111001_BAB%20V.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/2969/7/64111001_Bibliografi.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/2969/
contents Penelitian ini mencoba untuk mendeskripsikan doa menurut kaum Mu’tazilah dengan menggunakan metode library reseach (penelitian pustaka) dengan analisis isi dan deskripsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Bagaimana konsep doa menurut mu’tazilah? 2) Apa peranan doa bagi kaum Mu’tazilah? Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah: 1. Doa menurut mu’tazilah adalah pengungkapkan hasrat dalam diri manusia mengenai harapan dan keinginan yang disampaikan langsung kepada diri manusia sendiri maupun kepada Allah SWT. 2. Doa adalah sarana jembatan kesadaran diri manusia sebagai hamba dan kesadaran manusia akan kekuasaan Allah SWT., yang berwujud pola komunikasi sebagai bentuk media memberitahukan hasrat hidup sebagai manusia. Dimensi ini dilakukan dengan langsung secara verbal (lisan), dan sunnatullah sebagai manusia. Hal ini dapat diketahui dari uraian mu’tazilah yang masih mempercayai wahyu (al-quran). Wahyu berperan sebagai pemberi informasi dan konfirmasi. Memperkuat apa yang telah diketahui manusia melalui akal. 3. Doa mempunyai peranan yang sangat penting menurut mu’tazilah. Manusia memiliki segala daya yang telah diciptakan Tuhan untuk berbuat. Kaum mu’tazilah memposisikan usaha sebagai suatu hal yang dikerjakan oleh manusia, tanpa perlu campur tangan Tuhan. Namun, dengan adanya sebentuk pengharapan manusia atas apa yang diinginkan, merupakan bukti bahwa secara implisit manusia berharap akan sesuatu, dan hal itu merupakan indikator yang kuat bahwa doa merupakan suatu hal yang penting bagi kehidupan. Dari analisa atas doktrin-diktrin yang diajarkan Mu’tazilah seperti; kehendak bebas manusia, keadilan Tuhan, dan hubungannya dengan sunatullah, maka secara implisit memberikan pengertian bahwa doa masih berguna bagi kaum mu’tazilah. Berlandaskan argumentasi rasional dijelaskan bahwa doa merupakan bentuk energi yang paling kuat yang bisa dihasilkan oleh manusia. Kekuatan ini nyata seperti halnya daya tarik bumi (law of attraction). Adapun peranan doa menurut mu’tazilah tersebut dapat juga dilihat dari 2 aspek/sisi: a) Sisi Psikologis Secara psikologis, dengan berdoa, diri manusia akan selalu terarahkan pada apa yang diharapkannya. Hal tersebut dapat kita pahami dengan tiga langkah. Petama, Meminta (berdoa), kedua adalah menjawab (mengkabulkan) dan ketiga adalah menerima, di mana manusia harus memposisikan diri agar sejalan dengan apa yang mereka minta. b) Sisi Hukum Alam (Sunnatullah) Doa yang diungkapkan kepada Allah SWT. bukan hal-hal yang bertentangan dengan sunnatullah. Kaum mu’tazilah percaya pada hukum alam atau sunnah Allah yang menganut perjalanan kosmos dan dengan demikian menganut paham determinisme. Seperti semua hukum alam, ada kesempurnaan total dalam hukum tersebut. Manusia mencipta hidup mereka. Apapun yang manusia tanam, akan mereka tuai. Pikiran-pikiran (harapan/doa) manusia adalah benih, dan panen yang akan mereka petik akan bergantung pada benih yang mereka tanam. Apa yang sedang manusia pikirkan saat ini merupakan penciptaan masa depan mereka. Manusia menciptakan hidup mereka dengan pikiran-pikiran mereka. Karena manusia selalu berfikir, manusia selalu mencipta. Apa yang paling manusia pikirkan (dominan) atau fokuskan adalah apa yang akan muncul dalam hidup mereka.
id IOS2754.2969
institution Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
affiliation ptki.onesearch.id
institution_id 53
institution_type library:university
library
library Perpustakaan UIN Walisongo Semarang
library_id 93
collection Walisongo Repository
repository_id 2754
subject_area Systems, Value, Scientific Principles/Sistem-sistem dalam Agama, Nilai-nilai dalam Agama,
Islam/Agama Islam
Philosophy and Theory of Social Science/Filsafat dan Teori Ilmu-ilmu Sosial
city SEMARANG
province JAWA TENGAH
repoId IOS2754
first_indexed 2016-11-12T03:48:24Z
last_indexed 2022-09-12T06:33:20Z
recordtype dc
_version_ 1765821483217584128
score 17.538404