Daftar Isi:
  • Skripsi ini dilatarbelakangi anak tunagrahita sebagai makhluk individu memiliki kadar kemampuan yang berbeda, tentunya membutuhkan cara pembelajaran PAI yang berbeda, perbedaan ini bukan pada materi pokoknya melainkan pada segi cara menjelaskan materi tersebut yang disesuaikan dengan kemampuan anak tersebut, SMPLB Hj Soemiyati Himawan Candisari Semarang sebagai salah satu lembaga pendidikan yang mendidik anak berkebutuhan khusus termasuk anak tunagrahita memberikan pembelajaran PAI dengan berbagai metode yang sesuai dengan kemampuan anak tunagrahita, karena tanpa kemampuan pengelolaan metode pembelajaran yang efektif, segala kemampuan guru yang lain dapat menjadi netral dalam arti kurang memberikan pengaruh atau dampak positif terhadap pembelajaran siswa. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: 1) Metode apa saja yang digunakan dalam pembelajaran PAI bagi anak tunagrahita di SMPLB Hj Soemiyati Himawan Candisari Semarang? 2) Bagaimana penerapan metode pembelajaran PAI bagi anak tunagrahita di SMPLB Hj Soemiyati Himawan Candisari Semarang? Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, data diperoleh memalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Semua data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis data yang terdiri dari tahapan data collection, reduction, display, dan verification data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Metode yang digunakan dalam pembelajaran PAI bagi anak tunagrahita di SMPLB Hj Soemiyati Himawan Candisari Semarang diantaranya metode ceramah, Tanya jawab, demonstrasi, pemberian tugas, diskusi, pembiasaan dan metode driil. Beberapa metode tersebut dilakukan secara variatif disesuaikan pada kebutuhan anak dan materi yang diajarkan. 2) Penerapan metode pembelajaran PAI bagi anak tunagrahita di SMPLB Hj Soemiyati Himawan Candisari Semarang dilakukan mulai dari guru mengucapkan salam dan meminta siswa membaca surat Al-Fatihah bersama-sama guru menanyakan pelajaran yang baru saja disampaikannya, kegiatan dilanjutkan dengan guru melaksanakan langkah metode yang digunakan. Materi pelajaran yang memerlukan praktek dari guru, digunakan metode demonstrasi. Pelaksanaan demonstrasi juga diawali dengan ceramah dari guru untuk menjelaskan materi yang didemonstrasikan. Gurupun memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan sesuatu yang belum mereka pahami. Komunikasi siswa tunagrahita pada umumnya kurang lancar, oleh karena itu guru menggunakan metode diskusi. Guru melaksanakan metode diskusi dengan menanyakan pendapat siswa tentang sesuatu hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari mereka. Pada akhir pelajaran, guru memberi tugas kepada siswa terkait materi yang diajarkan. Tugas diberikan secara lisan, misalnya memberi tugas siswa untuk melaksanakan shalat lima waktu, berbuat baik kepada orang lain, dan lain sebagainya.