Daftar Isi:
  • Dewasa ini banyak prilaku anak-anak usia Sekolah Dasar yang semakin menjauh dari yang semestinya, baik itu di lingkungan sekolah maupun lingkungan rumah. seperti mulai melawan terhadap perintah orang tua, bicara kotor, mencontek, membolos dan masih banyak lagi. Apalagi mereka yang sudah memasuki usia pra remaja, di mana fase ini juga disebut fase negatif. Sekolah dalam hal ini memiliki peran penting dalam membentuk moral anak didiknya tentunya tidak tinggal diam. Selain memberikan naehat-nasehat lisan kepada mereka yang bertindak amoral. Di MI Walisongo juga membiasakan melakukan zikir asmaul husna sebagai wirid harian, diharapkan dari kegiatan ini akan berpengeruh terhadap moral siswa-siswa yang ada di Sekolah tersebut. Penelitian ini berjudul “Perbedaan Moralitas siswa MI Walisongo Jerakah Semarang Ditinjau dari Pembiasaan Melakukan Zikir Asmaul Husna” yang bertujuan untuk mengetahui ada tidak perbedaan antara siswa yang rutin melakukan zikir asmaul husna dengan yang tidak rutin melakukan zikir asmaul husna. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan pendekatan lapangan (field research). Subjek penelitian adalah kelas lima dan kelas enam yang berjumlah 26 siswa. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran skala. Analisis data menggunakan Independent T-test dengan bantuan SPSS (Statistical Program For Social Service) versi 21 for windows. Hasil uji hipotesis diperoleh nilai signifikansi 0,565 (p<0,01). Hasil tersebut menunjukkan tidak ada perbedaan antara siswa yang rutin melakukan zikir asmaul husna dengan yang tidak rutin melakukan zikir asmaul husna. Dengan kategori diperoleh yaitu 0 siswa baik itu yang rutin melakukan zikir asmaul husna maupun tidak (dengan interval skor nilai berkisar antara 23 - 41,4) dalam kondisi moralitas yang sangat rendah, 0 siswa baik itu yang rutin melakukan zikir asmaul husna maupun tidak (dengan interval skor nilai berkisar antara 41,4-59,8) dalam kondisi moralitas yang rendah, 7 siswa yang rutin melakukan zikir asmaul husna dan 6 siswa yang tidak rutin melakukan zikir asmaul husna (dengan interval skor nilai berkisar antara 59,8 - 78,2) dalam kondisi moralitas yang cukup, 4 siswa yang rutin melakukan zikir asmaul husna dan 7 siswa yang tidak rutin melakukan zikir asmaul husan (dengan interval skor nilai berkisar antara 78,2 – 96,6) dalam kondisi moralitas yang tinggi, 2 siswa yang rutin melakukan zikir asmaul husna dan 0 siswa yang tidak rutin melakukan zikir asmaul husna (dengan interval skor nilai berkisar antar 96,6 -115) dalam kondisi moralitas yang sangat tinggi. Berdasarkan hasil penggolongan interval tersebut maka dapat diambil kesimpulan tidak ada perbedaan antara kelompok yang rutin melakukan zikir asmaul husna seperti yang dilakukan oleh kelas enam, maupun yang tidak rutin melakukan zikir asmaul husnanya seperti yang dilakukan oleh kelas lima MI Walisongo. Kata kunci: zikir asmaul husna dan moralitas siswa