Daftar Isi:
  • PLK Bima Sakti La Tansa adalah suatu lembaga yang menampung anak korban konflik Timika Papua, anak-anak tidak mampu yang berasal dari daerah sekitar PLK, dan menerima anak-anak dari korban konflik yang lain jika ada kiriman dari lembaga lain untuk dibimbing dan didik supaya menjadi lebih baik. Anak-anak yang mengalami masalah dalam kehidupan sehari-hari karena korban adanya konflik. Yang akhirnya menjadi berpengaruh tidak bagus untuk perkembangan anak, di satu sisi anak mengalami hal-hal yang menakutkan dan menjadi teror sepanjang hidupnya. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian kualitatif. Lokasi penelitian di PLK Bima Sakti La Tansa Cangkring B , dengan fokus penelitian pada anak korban konflik Timika Papua. Sumber data dalam penelitian ini adalah pembimbing dan para ustadz di PLK Bima Sakti La Tansa dan dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber tertulis yang berupa buku, sumber arsip, dokumen resmi di PLK Bima Sakti La Tansa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PLK Bima Sakti La Tansa dalam menangani anak korban konflik Timika Papua dengan beberapa tahapan yaitu perkenalan untuk menjalin komunikasi yang baik pada anak dan pembimbing, pendekatan psikologis dan mulai diberi materi pengenalan ajaran-ajaran agama Islam. Proses bimbingan dan penyuluhan Islam dalam menangani anak korban konflik di Pendidikan Layanan Khusus (PLK) Bima Sakti La Tansa Cangkring B Kecamatan Karanganyar Kabupaten Demak adalah suatu rangkaian kegiatan penyampaian atau pemberian nasihat yang Islami oleh pembimbing dan ustadz Nilai-nilai dakwah terkandung di dalam materi yang disampaikan yaitu pemahaman akidah, akhlak dan ibadah. Dalam materi akidah yang disampaikan tentang keimanan dan ketaqwaan. Bimbingan penyuluhan Islam yang diterapkan di PLK Bima Sakti La Tansa dalam pelaksanaannya memiliki fungsi kuratif yang cukup signifikan karena tidak sekedar membantu memperbaiki karakter tingkah laku saja tetapi juga mempunyai peran psiko-religius selama proses pembimbingan berjalan dan diharapkan dapat mengaktualisasikan dalam kehidupan sehari-harinya.