Istikhdām ṭarīqah ‘ilm al-aṣwāt (phoenetic) bi wasīlah musajjil al-ṣaut li tarqiyah mahārah al-istimā’i fī ṣaff al-ṡāmin bi madrasah “Margadana” al-ṡānawiyah al-Islāmiyyah al-ḥukūmiyyah Tegal
Daftar Isi:
- Skripsi ini membahas mengenai Implementasi Metode Phonetic dengan Media Rekaman Suara untuk Meningkatkan Kemahiran Menyimak di Kelas 8 MTsN Margadana Tegal. Kajiannya dilatarbelakangi oleh banyaknya siswa yang merasa kesulitan dalam memahami pelajaran istima’ yang diajarkan oleh guru di kelas, selain itu metode dan strategi yang digunakan di sekolah membosankan sehingga siswa merasa bosan dan kurang bersemangat dalam belajar. Guru juga hanya menggunakan buku dan metode klasik, sehingga siswa hanya menjadi pendengar. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan : (1) Bagaimana proses implementasi Metode Phonetic dengan Media Rekaman Suara dalam pembelajaran istima’ di kelas 8 MTs N Margadana Tegal? (2) Apakah implementasi Metode Phonetic dengan Media Rekaman Suara dalam pembelajaran istima’ di kelas 8 MTs N Margadana Tegal dapat meningkatkan kemahiran menyimak?. Permasalahan tersebut dikaji dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas, data diperoleh dengan menggunakan metode observasi, dokumentasi, wawancara, dan test. Kajian ini menunjukkan bahwa : (1) proses implementasi Metode Phonetic dengan Media Rekaman Suara dalam pembelajaran istima’ di kelas 8 MTsN Margadana Tegal sesuai dalam 4 tahapan, yakni perencanaan, penerapan, observasi, dan refleksi.4 tahapan tersebut dimulai dari pra siklus, siklus 1 kemudian siklus 2. (2) implementasi Metode Phonetic dengan Media Rekaman Suara dalam pembelajaran istima’ di kelas 8b MTsN Margadana Tegal dapat meningkatkan kemahiran menyimak dari pra siklus sampai siklus 2. Sebelum menggunakan metode phonetic dengan media rekaman suara siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum 14 siswa atau 41,18%. Setelah mengimplementasikan di siklus 1 meningkat menjadi 25 siswa atau 73,53% tetapi ada 9 siswa belum mencapai KKM, sehingga diperlukan siklus kedua untuk meningkatkannya. Setelah dilakukan siklus 2 yang mencapai KKM 32 siswa atau 94,12% dengan kata lain sesuai dengan yang diharapkan. Nilai belajar siswa lebih tinggi dari Kriteria Ketuntasan Minimum Sekolah yaitu 70.