Al-Mafā`īl fī al-tarjamah al-ḥarfiyyah li ṭalabah qism ta`līm al-lugah al-`Arabiyyah bi jāmi`ah Walisongo al-Islāmiyyah al-ḥukūmiyyah (dirāsah taḥlīl al-akhṭā’)
Daftar Isi:
- Ini merupakan penelitian sederhana yang menggambarkan tentang terjemah teks Indonesia ke bahasa Arab mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab IAIN Walisongo semester VI tahun ajaaran 2010/2011 M. Penelitian ini fokus pada kalimat-kalimat yang dimungkinkan menjadi mafaa’iil; maf’ul bih, maf’ul fiih, maf’ul ma’ah, maf’ul muthlaq, dan maf’ul li-ajlih. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif lapangan yang mendiskriptifkan analisis (penggunaan) mafaa’iil pada teks hasil terjemahan mahasiswa PBA yang telah lulus mata kuliah Nahwu III dan mengikuti mata kuliah Tarjamah IV. Tujuan daripada penelitian ini adalah mengetahui keberadaan kesalahan mereka dalam penggunaan mafaa’iil di tengah-tengah kegiatan menterjemah, serta mengetahui kebenaran daripada kesalahan tersebut dan mengetahui prosentase jumlah mereka yang salah dalam menggunakan mafaa’iil. Untuk mengetahui tiga permasalahan tersebut, penelitian ini memerlukan data-data yang akan dianalisis. Untuk memperoleh data tersebut penelitian ini menggunakan tiga metode, yaitu metode wawancara, metode dokumentasi dan metode proyektif. Setelah memperoleh data-data tersebut, penelitian menganalisisnya dengan menggunakan tiga metode yaitu metode induktif, metode deskriptif dan metode distribusi frekuensi persentase. Pada kenyataannya, banyak terjadi kesalahan dalam terjemahan mahasiswa PBA IAIN Walisongo akan kalimat yang mengandung mafaa’iil. Kesalahan-kesalahan tersebut adakalanya pada ranah nahwu, shorof, penulisan, dan pemilihan kata. Pembenaran daripada kesalahan-kesalahan tersebut adakalanya dengan merubah redaksi, kalimat, dan huruf yang tidak berlaku. Ada juga kalanya dengan merubah ‘adad ma’dud, tanda baca, kata-kata yang tidak relevan dengan kata asal. Adakalanya juga dengan membuang huruf-huruf mafaa’iil yang keliru, al-ta’rif pada mudlof. Adakalanya juga dengan mendatangkan huruf-huruf mafaa’iil, menambahkan kata ganti yang kurang dalam terjemahannya, atau membenarkan penulisan yang keliru.penelitian ini memperoleh hasil bahwa mahasiswa yang keliru dalam menerjemahkan maf’ul bih mencapai 43 %, maf’ul fiih 26 %, maf’ul li-ajlih 48 %, maf’ul muthlaq 52 %, dan maf’ul ma’ah 85 %. Berdasarkan hasil penelitian ini, para penerjemah, dosen dan mahasiswa sebaiknya mengambil manfaat daripadanya. Bagi dosen bahasa hendaknya tidak hanya terhenti pada memberikan teori nahwu dan sejenisnya, akan tetapi hendaknya ia melatih mahasiswanya dengan pengaplikasian. Ia hendaknya juga mengetahui letak kesulitan-kesulitan yang dihadapi mahasiswanya dalam ix mempelajari dan mengaplikasikan kaidah nahwu dan selainnya. Bagi setiap mahasiswa PBA IAIN Walisongo hendaknya memperbanyak latihan – misalnya menganalisis – dan aplikasi hasil membaca dan menelaah buku-buku nahwu. Semoga Allah memudahkan dan menolong pembacanya.