Daftar Isi:
  • Tasawuf seringkali mendapatkan kritik yang negatif, tasawuf dianggap sebagai ajaran yang anti kemajuan dan identik dengan kemunduran. Tasawuf dituduh menjauhi realitas kehidupan dunia dan membangun jalan kejumudan dan keterbelakangan umat Islam. Tidak sedikit dari kalangan modernis-rasionalis yang mengecam keras ajaran tasawuf atau tarekat yang sesungguhnya merupakan lembaga kesufian dan kewalian, karena tidak sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Munculnya berbagai kritik negatif dan tuduhan miring tersebut dalam realitas sosialnya menimbulkan rasa galau di kalangan penganut tarekat. Salah satu kritik yang muncul menyatakan bahwa tarekat adalah sarana untuk melarikan diri dari kehidupan dunia. Padahal, mengamalkan tarekat tidak berarti melarikan diri dari realitas kehidupan dunia dengan segala yang ada di dalamnya. Dari permasalahan tersebutlah peneliti akan mengadakan penelitian yang terkait keduanya dengan judul Etos Kerja Pengikut Tarekat (Studi Kasus Terhadap Pengikut Tarekat Qadiriyah Naqsabandiyah di Kelurahan Tirto Kecamatan Pekalongan Barat Kota Pekalongan). Tujuan dari penelitian ini ada 3 yaitu pertama, untuk mengetahui bagaimanakah TQN di Kelurahan Tirto Kecamatan Pekalongan Barat; kedua, untuk mengetahui bagaimanakah etos kerja para pengikut TQN di Kelurahan Tirto Kecamatan Pekalongan Barat; dan ketiga, untuk menjelaskan hubungan antara keaktifan dalam TQN dengan etos kerja di kalangan pengikut tarekat tersebut. Penelitianinimerupakanpenelitiandeskriptifkualitatif dan kuantitatif yang menggambarkanpengikut TQN di KelurahanTirto Kota Pekalongan yang dihubungkandenganetoskerja.Penelitian dilakukan dengan penyebaran angket, observasi dan wawancara. Setelah mengadakan penelitian dan analisis menghasilkan: pertama, TQN yang berada di kelurahan tirto merupakan cabang atau penyebaran dari TQN yang berada di suryalaya. ajaran-ajaran dan kegiatan-kegiatan TQN di kelurahan tirto sama dengan ajaran-ajaran TQN pada umumnya. motivasi peserta TQN di kelurahan Tirto sangat beragam; kedua, rata-rata etos kerja peserta TQN di kelurahan tirto dapat dikatakan sedang dan sebagian ada yang tinggi dan profesi mereka pun beragam, namun kabanyakan para pengikutTQN di kelurahan Tirto mempunyai profesi yang berhubungan dengan batik; ketiga, hubungan keaktifan dalam bertarekat dan etos kerja pengikut TQN tampak sama-sama “cukup” baik, diantara keduanya berkorelasi secara signifikan; tarekat ternyata berpengaruh signifikan terhadap etos kerja. Implementasinya : bagi pengikut TQN perlu belajar lagi lebih dalam mengenai konsep etos kerja, sehingga tidak terjadi salah pemahaman yang sepotong-potong, kurang lengkap. Bagi lembaga tarekat sebaiknya mempunyai manajemen yang bagus sehingga pemahaman pengikut tarekat bisa lebih maksimal.