Studi korelasi antara tingkat hafalan nazam Alfiyyah dan kemampuan memahami kitab fiqh santri tingkat tsanawiyah di pesantren Al-Itqon Gugen Kota Semarang
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) bagaimana tingkat hafalan nazam Alfiyyah (X) santri tingkat tsanawiyah di Pesantren Al-Itqon Gugen Kota Semarang; 2) bagaimana kemampuan memahami kitab fiqh (Y) santri tingkat tsanawiyah di Pesantren Al-Itqon Gugen Kota Semarang; 3) apakah terdapat korelasi antara tingkat hafalan nazam Alfiyyah (X) dan kemampuan memahami kitab fiqh (Y) santri tingkat tsanawiyah di Pesantren Al-Itqon Gugen Kota Semarang. Prosedur atau tahapan-tahapan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan teknik korelasional. Subjek penelitian sebanyak 44 responden, dan merupakan penelitian populasi. Dalam pengumpulan data menggunakan metode tes, kemudian untuk menjaring data X digunakan instrumen tes kecakapan (performance test) dengan lisan (oral), dan untuk menjaring data Y digunakan tes tertulis (written test). Instrumen tes tertulis terlebih dahulu diujicobakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya. Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis korelasi product-moment. Hasil penelitian dan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa: (1) tingkat hafalan nazam Alfiyyah santri tingkat tsanawiyah di Pesantren Al-Itqon Gugen Kota Semarang termasuk dalam kategori “baik”. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata (mean) yang diperoleh, yaitu sebesar 73,7 yang berada pada kelas interval 71,0 – 80,6; (2) kemampuan memahami kitab fiqh santri tingkat tsanawiyah di Pesantren Al-Itqon Gugen Kota Semarang tergolong dalam kategori “lebih dari cukup”. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean) yang didapat, yakni sebesar 66,0 yang berada pada kelas interval 60,1 – 71,0; (3) terdapat korelasi yang signifikan antara tingkat hafalan nazam Alfiyyah dan kemampuan memahami kitab fiqh santri tingkat tsanawiyah di Pesantren Al-Itqon Gugen Kota Semarang, karena pada kenyataannya nilai rhitung (koefisien korelasi) yang diperoleh, yaitu 0,70038, lebih besar dari rtabel, baik pada taraf signifikansi (α) 5% (rhitung > rtabel = 0,700 > 0,304) maupun (α) 1% ( rhitung > rtabel = 0,700 > 0,393), kemudian tidak negatifnya koefisien korelasi yang diperoleh menunjukkan adanya korelasi sejajar yang searah (positif) antara variabel X dan variabel Y. Jadi, apabila tingkat hafalan nazam Alfiyyah santri itu naik, maka kemampuannya memahami kitab fiqh cenderung naik. Koefisien determinasi (KD = rxy2 x 100) sebesar 49,05; ini berarti bahwa 49,05% kemampuan memahami kitab fiqh (variabel Y) turut ditentukan oleh tingkat hafalan nazam Alfiyyah (variabel X). Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi mahasiswa, tenaga pengajar, tenaga pendidik, khususnya di lingkungan pesantren, dan semua pihak yang membutuhkan di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, terutama dalam mengoptimalkan hafalan sebagai sebuah metode pembelajaran.