Daftar Isi:
  • Skripsi ini membahas upaya peningkatan hasil belajar Sejarah Kebudayaaan Islam (SKI) dengan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan : (1) Bagaimana penerapan strategi pembelajaran ekspositori pada mata pelajaran SKI materi pokok peristiwa Fathu Makkah di kelas V MI Ky Ageng Giri Karang Kumpul Banyumeneng Mranggen Demak? (2) Adakah Peningkatan hasil belajar mata pelajaran SKI materi pokok peristiwa Fathu Makkah di kelas V MI Ky Ageng Giri Karang Kumpul Banyumeneng Mranggen Demak setelah menggunakan strategi pembelajaran ekspositori? Permasalahan tersebut dibahas melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan melalui 3 siklus dengan setiap siklus tahapannya adalah perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Data penelitian diperoleh melalui observasi di kelas dan dokumentasi. Hsil penelitian menunjukkan bahwa : (1) penerapan strategi pembelajaran ekspositori pada mata pelajaran SKI materi pokok peristiwa Fathu Makkah di kelas V MI Ky Ageng Giri Karang Kumpul Banyumeneng Mranggen Demak dilakukan dengan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi, pada proses pelaksanaan dilakukan dengan melakukan proses ekspositori menggunakan media boneka, gambar, vokal yang keras dan gerak mimic yang seolah menceritakan kejadian asli dari materi, proses pembelajaran selain dilakukan secara klasikal juga dilakukan dengan belajar kelompok. (2) Ada peningkatan hasil belajar mata pelajaran SKI materi pokok peristiwa Fathu Makkah di kelas V MI Ky Ageng Giri Karang Kumpul Banyumeneng Mranggen Demak setelah menggunakan strategi pembelajaran ekspositori hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dengan KKM 60 tiap siklusnya dimana pada pra siklus tingkat ketuntasan 5 peserta didik atau 32% menjadi 12 siswa atau 72% pada siklus I meningkat lagi pada siklus III yaitu ada 15 siswa atau 94%. Begitu juga tingkat keaktifan peserta didik juga mengalami peningkatan setiap siklus dimana pada siklus I tingkat keaktifan pada kategori aktif sekali dan aktif ada 11 siswa atau 68% dan di siklus II sudah mencapai 14 siswa atau 88%. Ini menunjukkan hasil belajar sudah melebihi indikator keberhasilan yang diinginkan dan hipotesis tindakan terwujud.