Daftar Isi:
  • Skripsi ini dilatarbelkangi oleh selama ini kelas VIII MTs Ar-Rahman Lambangan Kulon Kecamatan Bulu Kabupaten Rembang proses pembelajran aqidah akhlak lebih mengarah pada proses pembelajran yang bersifat pasif, untuk menjadikan pembelajaran aktif salah satu metode yang bisa diberikan adalah metode edutainment merupakan metode pembelajaran yang menyelipkan humor dan permainan (game) ke dalam proses pembelajaran. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: 1) Bagaimana penerapan metode edutainment pada pembelajaran pokok materi akhlak terpuji di kelas VIII MTs Ar-Rahman Lambangan Kulon Kecamatan Bulu Kabupaten Rembang? 2) Apakah metode edutainment dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII MTs Ar-Rahman Lambangan Kulon Kecamatan Bulu Kabupaten Rembang pada materi pokok akhlak terpuji? Permasalahan tersebut di bahas melalui penelitian tindakan kelas yang dilakukan melalui 3 siklus dengan setiap siklus tahapannya adalah perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan : 1) Penerapan metode edutainment pada pembelajaran Aqidah Akhlak pokok materi akhlak terpuji di kelas VIII MTs Ar-Rahman Lambangan Kulon Kecamatan Bulu Kabupaten Rembang dilakukan dengan melakukan pembelajaran yang penuh dengan hiburan, pada siklus I menggunakan model active learning tipe every one is a techer here dimana siswa diarahkan membuat pertanyaan dan menjawab pertanyaan yang didapatkan, siklus II dengan model Inquiry dimana siswa diarahkan mencari jawaban dari masalah yang di dapat melalui kerja kelompok, terakhir pada siklus III menggunakan model quantum learning dimana siswa lebih banyak di ajak menyepakati permainan dan bertanggung jawab atas peraturan yang di buat. 2) Peningkatan prestasi belajar siswa kelas VIII MTs Ar-Rahman Lambangan Kulon Kecamatan Bulu Kabupaten Rembang pada pembelajaran Aqidah Akhlak materi pokok akhlak terpuji setelah menggunakan metode edutainment dapat di lihat dari tingkat ketuntasan belajar peserta didik persiklus yaitu pada pra siklus 31,3% menjadi 36,9% pada siklus I, naik lagi pada siklus II menjadi 65,6% terakhir pada siklus III meningkat menjadi 87,5%. Demikian juga dengan keaktifan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran juga meningkat per siklus yaitu di siklus I keaktifan siswa mencapai 46,9% naik menjadi 62,5% dan pada siklus III menjadi 84,4% ini menunjukkan apa dilakukan guru untuk meningkatkan prestasi dan keaktifan belajar siswa dan telah mencapai indikator yang ditentukan yaitu 70% ke atas