Analisis perbandingan kinerja keuangan perbankan syariah sebelum dan pasca krisis global tahun 2008 (studi kasus Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah periode 2006-2009)
Daftar Isi:
- Kembalinya krisis moneter pada tahun 2008 menyebabkan memburuknya perekonomian suatu negara. Indonesia sebagai negara berkembang tentu merasakan imbas dari krisis tersebut, terutama pada sektor perbankan. Krisis yang menyebabkan turunya nilai tukar rupiah akan mempengaruhi pergerakan tingkat suku bunga pada perbankan, yang pada akhirnya bank tidak dapat memenuhi tingkat pengembalian kepada debitur. Lain halnya dengan perbankan syariah, tingkat pengembalian pada bank syariah tidak mengacu pada tingkat suku bunga yang berlaku tetapi menurut prinsip bagi hasil. Adapun tujuan penelitian adalah Menganalisa perbandingan kinerja keuangan perbankan syariah untuk rasio permodalan, kualitas asset, rentabilitas dan likuiditas sebelum dan sesudah krisis global. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif. Data yang digunakan adalah data primer berupa laporan keuangan dari perusahaan yang diperoleh dari Direktori Perbankan Indonesia di Bank Indonesia. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis rasio keuangan (financial ratio analysis), yaitu rasio permodalan, kualitas asset, rentabilitas dan likuiditas. Kemudian alat analisis yang digunakan untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini adalah uji beda paired sample t-test. Hasil penelitian menemukan bahwa pertama, Bank Muamalat Indonesia menunjukkan rasio permodalan dengan angka probabilitas sebesar 0,003, kualitas aset dengan angka probabilitas sebesar 0,037, rentabilitas dengan angka probabilitas sebesar 0,421 dan likuiditas dengan angka probabilitas sebesar 0,905. Kedua, Bank Syariah Mandiri menunjukkan rasio permodalan dengan angka probabilitas sebesar 0,323, kualitas aset dengan angka probabilitas sebesar 0,043, rentabilitas dengan angka probabilitas sebesar 0,019 dan likuiditas dengan angka probabilitas sebesar 0,004. Ketiga, Bank Mega Syariah menunjukkan rasio permodalan dengan angka probabilitas sebesar 0,037, kualitas aset dengan angka probabilitas sebesar 0,983, rentabilitas dengan angka probabilitas sebesar 0,111 dan likuiditas dengan angka probabilitas sebesar 0,047. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan kinerja keuangan bank syariah secara signifikan maupun rata-rata sebelum dan sesudah krisis global.