Daftar Isi:
  • Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui model bio-psikospiritual-sosial menurut Hasan dan untuk mengetahui analisis pemikiran Aliah B. Purwakania Hasan tentang model bio-psikospiritual-sosial dalam memahami klien ditinjau dari segi bimbingan dan konseling Islam. Penelitian ini adalah penelitian literer yang merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan filosofis. Pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi yang sumber primernya adalah buku Psikologi Kesehatan Islami, dilengkapi dengan sumber sekunder menggunakan wawancara dan buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan penelitian. Sedangkan proses analisis data dilakukan dengan mendasarkan pada metode content analysis (analisis isi). Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat dijelaskan bahwa model bio-psikospiritual-sosial menurut Aliah B. Purwakania Hasan merupakan berbagai dimensi manusia yang mempengaruhi perkembangan kesehatan manusia. Model tersebut melihat kesehatan manusia dari berbagai dimensi yaitu dimensi biologis meliputi sistem tubuh manusia, dimensi psikospiritual meliputi nafs dan ruh, jihad al-nafs, dan tazkiyat al-nafs, dan dimensi sosial meliputi hubungan dengan Allah (hablum min Allah), hubungan dengan sesama manusia (hablum min al-nas), dan hubungan dengan alam semesta (hablum min al-’alam). Analisis pemikiran Aliah B. Purwakania Hasan tentang model bio-psikospiritual-sosial yaitu berbagai dimensi keseluruhan digunakan sebagai sebuah pendekatan pemahaman klien yang tujuannya memberikan bantuan dalam bimbingan dan konseling Islam. Dimensi klien tersebut pertama yaitu aspek biologis meliputi dimensi fisik klien yaitu kesehatan klien. Sesuai dengan salah satu tujuan bimbingan dan konseling Islam yaitu tercapainya kesehatan mental yang positif dan perubahan tingkah laku, sehingga dengan sehat secara fisik akan mempengaruhi kesehatan mental dan pada akhirnya akan mempengaruhi perubahan tingkah laku yang positif. Kedua, dimensi psikospiritual klien, yaitu aspek IQ, EQ, SQ, perkembangan nafs dan ruh dengan keseimbangannya dengan cara jihad al-nafs dan tazkiyat al-nafs. Tingkat intelegensi klien, emosional, dan spiritual berkaitan dengan motif dan motivasi klien serta bagaimana konselor memberikan intervensi sesuai dengan tingkat perkembangannya. Ketiga, dimensi sosial meliputi klien dan hubungannya dengan pencipta (hablum min Allah), sesama (hablum min al-nas), dan alam (hablum min al-’alam). Ketiga hal tersebut merupakan hal yang sangat penting bagi perkembangan kesosialan dan terjadinya harmonisasi kehidupan klien, sehingga konselor harus menggali berbagai relasi klien tersebut.