ctrlnum 2023
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/2023/</relation><title>Studi analisis pendapat Imam Syafi&#x2019;i tentang mahar hutang yang belum dibayar karena suami meninggal dunia</title><creator>Anam, A. Khairul</creator><subject>297.577 Marriage and family life</subject><description>Dalam masalah mahar ternyata masih terjadi perbedaan pandangan dari beberapa Imam Madzab khususnya dalam hal pemberian mahar utang yang belum dibayar karena suami meninggal dunia. Imam Malik berpendapat bahwa mahar tidak wajib diberikan kepada istri ketika suami meninggal dunia dan belum terjadi hubungan suami istri. Akan tetapi, istri hanya berhak mendapat waris saja. &#xD; &#xD; Namun, Imam Syafi&#x2019;i berpendapat lain, seorang istri tetap mendapatkan mahar penuh ketika suami meninggal dunia baik belum terjadi maupun sudah terjadi hubungan suami istri serta belum ditentukan maharnya. Yang menjadi perumusan masalah yaitu apa yang melatarbelakangi pendapat Imam Syafi&#x2019;i sehingga tetap memberikan mahar utang yang belum dibayar sebab suami meninggal dunia dan bagaimana istinbath hukumnya?&#xD; &#xD; Dalam menyusun skripsi ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research) baik kepustakaan primer maupun sekunder. Di samping itu, menggunakan penelitian kualitatif dan pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analisis dengan sumber data primer yaitu, karya Imam Syafi&#x2019;i berupa kitab al-Umm yang berhubungan dengan judul di atas ya&#x2019;ni dengan menggambarkan pendapat Imam Syafi&#x2019;i tentang mahar utang yang belum dibayar karena suami meninggal dunia, dan data sekunder yaitu literatur-literatur yang relevan dengan pembahasan judul di atas. Sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi dan teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dan komparatif.&#xD; &#xD; Hasil dari pembahasan menunjukkan bahwa menurut Imam Syafi&#x2019;i, mahar utang yang belum dibayar tetap menjadi kewajiban suami kepada seorang istri meskipun suami meninggal dunia baik belum maupun sudah terjadi hubungan suami istri serta belum ditentukan maharnya. Pihak yang mewakili untuk membayar mahar kepada istri dalam hal ini adalah ahli waris dari suami itu sendiri.&#xD; &#xD; Metode Istinbath hukum yang digunakan oleh Imam Syafi&#x2019;i adalah al-Qur&#x2019;an, sunnah, ijma&#x2019; dan qiyas. Dalam hubungan dengan kewajiban memberikan mahar Imam Syafi&#x2019;i menggunakan metode istinbath hukum al-Qur&#x2019;an surat an-Nisa&#x2019; ayat : 4 dan hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi.</description><date>2011-06-21</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/2023/1/62111023_Coverdll.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/2023/2/62111023_Bab1.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/2023/3/62111023_Bab2.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/2023/4/62111023_Bab3.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/2023/5/62111023_Bab4.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/2023/6/62111023_Bab5.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/2023/7/62111023_Bibliografi.pdf</identifier><identifier> Anam, A. Khairul (2011) Studi analisis pendapat Imam Syafi&#x2019;i tentang mahar hutang yang belum dibayar karena suami meninggal dunia. Undergraduate (S1) thesis, IAIN Walisongo. </identifier><recordID>2023</recordID></dc>
language eng
format Thesis:Thesis
Thesis
PeerReview:NonPeerReviewed
PeerReview
Book:Book
Book
author Anam, A. Khairul
title Studi analisis pendapat Imam Syafi’i tentang mahar hutang yang belum dibayar karena suami meninggal dunia
publishDate 2011
topic 297.577 Marriage and family life
url https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/2023/1/62111023_Coverdll.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/2023/2/62111023_Bab1.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/2023/3/62111023_Bab2.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/2023/4/62111023_Bab3.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/2023/5/62111023_Bab4.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/2023/6/62111023_Bab5.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/2023/7/62111023_Bibliografi.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/2023/
contents Dalam masalah mahar ternyata masih terjadi perbedaan pandangan dari beberapa Imam Madzab khususnya dalam hal pemberian mahar utang yang belum dibayar karena suami meninggal dunia. Imam Malik berpendapat bahwa mahar tidak wajib diberikan kepada istri ketika suami meninggal dunia dan belum terjadi hubungan suami istri. Akan tetapi, istri hanya berhak mendapat waris saja. Namun, Imam Syafi’i berpendapat lain, seorang istri tetap mendapatkan mahar penuh ketika suami meninggal dunia baik belum terjadi maupun sudah terjadi hubungan suami istri serta belum ditentukan maharnya. Yang menjadi perumusan masalah yaitu apa yang melatarbelakangi pendapat Imam Syafi’i sehingga tetap memberikan mahar utang yang belum dibayar sebab suami meninggal dunia dan bagaimana istinbath hukumnya? Dalam menyusun skripsi ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research) baik kepustakaan primer maupun sekunder. Di samping itu, menggunakan penelitian kualitatif dan pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analisis dengan sumber data primer yaitu, karya Imam Syafi’i berupa kitab al-Umm yang berhubungan dengan judul di atas ya’ni dengan menggambarkan pendapat Imam Syafi’i tentang mahar utang yang belum dibayar karena suami meninggal dunia, dan data sekunder yaitu literatur-literatur yang relevan dengan pembahasan judul di atas. Sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi dan teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dan komparatif. Hasil dari pembahasan menunjukkan bahwa menurut Imam Syafi’i, mahar utang yang belum dibayar tetap menjadi kewajiban suami kepada seorang istri meskipun suami meninggal dunia baik belum maupun sudah terjadi hubungan suami istri serta belum ditentukan maharnya. Pihak yang mewakili untuk membayar mahar kepada istri dalam hal ini adalah ahli waris dari suami itu sendiri. Metode Istinbath hukum yang digunakan oleh Imam Syafi’i adalah al-Qur’an, sunnah, ijma’ dan qiyas. Dalam hubungan dengan kewajiban memberikan mahar Imam Syafi’i menggunakan metode istinbath hukum al-Qur’an surat an-Nisa’ ayat : 4 dan hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi.
id IOS2754.2023
institution Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
affiliation ptki.onesearch.id
institution_id 53
institution_type library:university
library
library Perpustakaan UIN Walisongo Semarang
library_id 93
collection Walisongo Repository
repository_id 2754
subject_area Systems, Value, Scientific Principles/Sistem-sistem dalam Agama, Nilai-nilai dalam Agama,
Islam/Agama Islam
Philosophy and Theory of Social Science/Filsafat dan Teori Ilmu-ilmu Sosial
city SEMARANG
province JAWA TENGAH
repoId IOS2754
first_indexed 2016-11-12T03:47:43Z
last_indexed 2022-09-12T06:33:00Z
recordtype dc
_version_ 1765821476843290624
score 17.538404