Materi Dakwah Pesantren Salaf dalam Upaya Pengembangan Sumber Daya Santri Studi Kasus di Pondok Pesantren Putri ARIS Kaliwungu
Daftar Isi:
- Melalui materi-materi yang diajarkan di pondok pesantren, diharapkan santri dapat memperdalam kajian-kajian yang telah di berikan oleh pengajar serta teknik pendidikan yang diterapkan sangat menunjang untuk mencetak kader-kader dakwah yang mengutamakan akhlakul karimah dan kepedulian terhadap realitas dan kondisi masyarakat. disamping itu, pembekalan ketrampilan yang diberikan kepada para santri dapat ikut menunjang aktivitas dakwah yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang, sehingga para santri siap untuk mengemban misi dakwah sekaligus mampu bersikap mandiri.Dalam upaya pengelolaan dan pengembangan yang dilakukan dipondok pesantren meliputi dua aspek, yakni aspek fisik dan aspek non fisik. Pengembangan dan pemberdayaan aspek fisik meliputi : musolla,rumah kyai, asrama santri, aula, madrasah pendidikan, koperasi, perpustakaan, tempat pengajian atau majlis ta’lim. Sedangkan pengembangan dan pemberdayaan aspek non fisik berkaitan dengan pendidikan agama atau pengajian kitab kuning, pendidikan dakwah, pengembangan masyarakat, dan penyelenggaraan kegiatan sosial. Usaha yang dilakukan pesantren salaf dalam upaya pengembangan sumber daya santri, bahwa antara pengembangan fisik dan non fisik mempunyai keseimbangan, baik dari sarana dan prasarana dengan kegiatan-kegiatan pendidikan bagi santri. Hal ini bertujuan kelak jika santri sudah lulus mampu mengamalkan ilmunya serta bisa menunjukkan kepada masyarakat bahwa lulusan pesantren salafmemiliki wawasan, pengetahuan dan pengalaman yang bermanfaat bagi dirinya maupun masyarakat sekitarnya.Ada banyak faktor yang mendukung dan menghambat. Faktor yang mendukung upaya pengembangan sumber daya santri adalah mempunyai pemimpin yang cukup potensial dan menjadi panutan santri, minat santri yang ingin belajar cukup besar, SDM yang dimiliki Pondok Pesantren Putri ARIS sangat memadai, materi yang diterapkan atau diajarkan sangat menunjang untuk mencetak kader-kader dakwah. faktor yang menghambat adalah Pengelolaan dan manajemen keuangan masih bersifat konvensioanal, belum maksimalnya pendidikan ketrampilan yang diberikan.