Relasi gender dalam isu-isu keagamaan studi pada organisasi massa Islam wanita Kota Semarang
Main Author: | Amin, Nasihun |
---|---|
Format: | Monograph NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Pusat Penelitian IAIN Walisongo
, 2012
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/19740/1/NASIHUN_AMIN%20-%20PENELITIAN%20GENDER.pdf https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/19740/ |
Daftar Isi:
- Sebagai bagian dari masyarakat, pesantren dengan elemen-elemen utamanya yang khas yaitu kiai, santri, masjid pondok dan pengajaran kitab klasik, telah menjadi subkultur tersendiri. Karena itu, kendati modernisasi dan globalisasi menyerbunya, pesantren tetap dapat mempertahankan keberadaannya. Modernisasi dan globalisasi tidak mampu menumbangkan aspek-aspek ideologisnya, melainkan hanya bergerak pada tataran teknisnya semata. Lebih jauh dari itu, banyak pihak menengarai bahwa pesantren merupakan lembaga pendidikan yang bisa menjadi model pendidikan karakter di Indonesia. Bagaimana konsep yang mereka pahami mengenai relasi gender; pandangan tentang relasi gender, khususnya berkaitan dengan isu-isu keagamaan serta implementasinya? Inilah beberapa pertanyaan pokok yng hendak dicari jawabnya melalui penelitian ini. Untuk menjawab pertanyaaan tersebut, peneliti melakukan penelitian kualitatif. Lokasi penelitian ini adalah Kota Semarang dengan pertimbangan struktur masyarakatnya yang urban sehingga peka terhadap berbagai persoalan mutakhir yang berkembang. Sedangkan subyek penelitiaannya adalah dua organisasi massa wanita Islam pada level pemuda, yaitu Fatayat dan Nasyiatul Aisyiyah. Keduanya diletakkan sebagai subyek mengingat sebagai ormas Islam wanita mereka mempunyai kepentingan untuk memperjuangkan realsi gender yang seimbang, namun demikian berhadapan dengan mainstream agama yang telah kokoh. Organisasi ini juga mempunyai sumber daya manusia yang terdidik secara baik. Adapun pengumpulan datanya dilakukan dengan melalui teknik dokumentasi yang dimaksudkan untuk menelaah dokumen-dokumen resmi kelembagaan berkaitan dengan obyek penelitian. Kegiatan ini diperkuat dengan wawancara kepada para pengurus inti organisasi. Adapun temuan penelitian ini adalah ormas Islam wanita Kota Semarang mengonsepsikan relasi jender sebagai ruang aktualisasi yang terbuka bagi laki-laki dan perempuan untuk mengaktualisasikan dirinya dalam ranah sosial, pendidikan dan juga peluang karir. Keduanya memiliki peran dan peluang yang sama, tidak ada yang lebih utama. Kendati demikian, pandangan mereka terhadap gender ini hanya terbatas pada persoalan-persoalan sosial, non peribadatan. Hal-hal yang yang berkaitan dengan peribadatan tidak bisa disentuh oleh kesetaraan gender karene mereka menganggap bahwa apa yang sudah diformulasikan oleh para pemikir klasik adalah final dan tak bisa diganggu gugat kendati ada banyak fakta bahwa formulasi itu sangat dipengaruhi oleh struktur sosial dan budaya masyarakat yang sangat patriarkis. Juga, kendati telah ada cukup banyak penelitian hadits yang menyatakan memberikan peluang yang sama terhadap laki-laki dan perempuan. Karenanya, pada tahapan implementasinya wacana gender yang mereka kembangkan hanyalah memperkuat peran perempuan dalam ranah sosial dan budaya.