Makna filosofi tradisi ngunggahke beras di Desa Purwogondo Kecamatan Boja Kabupaten Kendal ditinjau dari teori nilai Max Scheler

Main Author: NurilHuda, Ali Mahbub
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/19571/1/1804016040_Ali%20Mahbub%20Nurilhuda_Skripsi%20Full%20-%20Ali%20Mahbub%20NH.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/19571/
Daftar Isi:
  • Masyarakat Muslim Jawa pada umumnya identik dengan tradisi-tradisi yang mengakulturasikan budaya Islam dan Jawa. Demikian halnya masyarakat desa Purwogondo Kecamatan Boja Kabupaten Kendal yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani, apabila bercocok tanam padi jikala panen maka akan memiliki beras sendiri,dan apabila akan mempunyai hajat yang besar maka beras tersebut bisa di gunakan. Masyarakat Desa Purwogondo Memiliki tradisi yang di sebut dengan tradisi “Ngunggahke Beras” merupakan salah satu tradisi peninggalan leluhur yang masih di lestarikan masyarakat desa Purwogondo, yang bertujuan untuk menghormati leluhur dan meminta keberkahan serta ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat yang telah di dapatkan. Kajian yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana Prosesi tradisi Ngunggahke Beras di desa Purwogondo? (2) Apa makna tradisi Ngunggahke Beras di desa Purwogondo di tinjau dari max scheler?. Adapun metode penelitian skripsi ini menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) dengan metode pengumpulan data dari hasil wawancara, dokumentasi dan observasi kemudian penulis menganalisis data tersebut dengan pendekatan deskriptif, kualitatif dan Antropologis. Kemudian mencari makna dari tradisi Ngunggahke Beras memakai Teori dari Max scheler. Dari hasil penelitian dapat di ambil kesimpulan upacara tradisi “Ngunggahke Beras” di desa Purwogondo. Tradisi Ngunggahke Beras adalah bentuk pengungkapan rasa syukur Kepada Allah SWT dan juga penghormatan kepada leluhur yang telah membuka desa khusunya desa Purwogondo. Makna yang terkandung di dalam upacara tradisi Ngunggahke Beras yang di wujudkan dalam simbol-simbol tersebut mengandung makna nasihat, harapan dan doa kepada Allah SWT agar diberikan Keselamatan,kesejahteraan, dan juga untuk menghormati keluarga leluhur yang telah meningal dunia. Dalam upacara tradisi Ngunggahke Beras mengandung fungsi syukur kepada Allah SWT serta ajang bersedekah dan mempererat tali silaturahmi. Peneliti menyimpulkan dari penelitian yang di lakukan bahwa dalam pelaksanaan tradisi Ngunggahke Beras ini tidak menyimpang dari ajaran islam serta boleh di lakukan karena dalam pelaksanaanya tradisi Ngunggahke Beras ini terdapat maksud dan tujuan yang positif seperti bersedekah, silaturahmi dan juga selametan yang di implementasikan pada pelaksanaan tradisi “Ngunggahke Beras”