Hubungan syukur dengan perilaku penerimaan diri pada korban body shaming mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Humaniora Universitas Islam Negeri Walisongo Angkatan 2020

Main Author: Erniawati, Anastasya
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/19091/1/1804046005_ANASTASYA%20ERNIAWATI_TUGAS%20AKHIR.%20-%20Afifah%20Iftah.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/19091/
Daftar Isi:
  • Penampilan fisik menjadi faktor penting bagi setiap individu sebagai perwakilan identitas yang ingin ditunjukkan kepada orang lain dalam interaksi sosial. Sebagian orang membandingkan tubuhnya dengan visual atau stigma yang terbentuk dalam masyarakat. Komentar dan opini seseorang yang menilai fisik ideal terhadap orang lain, seringkali menjadi bumerang bagi orang yang mendapatkannya. Seringnya komentar yang didapatkan dari orang lain mengenai fisiknya, membuat seseorang jadi kurang memiliki rasa bersyukur terhadap fisiknya. Seseorang yang memiliki pola pikir untuk terus bersyukur adalah orang yang dapat menerima kondisi dirinya. Seseorang yang memiliki tingkat syukur yang tinggi, memiliki kecenderungan untuk lebih menerima keadaan dirinya jika dibandingkan dengan orang yang tidak bersyukur. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian studi korelasional dan dilaksanakan di Fakultas Ushuluddin dan Humanioran Universitas Islam Negeri Walisongo pada angkatan 2020. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang terikat antara syukur dengan perilaku penerimaan diri pada korban body shaming di Fakultas Ushuluddin dan Humanioran Universitas Islam Negeri Walisongo pada angkatan 2020. Hasil korelasi menunjukkan adanya hubungan antara syukur dengan perilaku penerimaan diri pada korban body shaming berdasarkan data yang diperoleh nilai rhitung sebesar 0,560 dengan nilai Sig. sebesar 0,000 dan nilai rtabel sebesar 0,304. Artinya nilai rhitung (0,560) > nilai rtabel (0,304) maka HO ditolak dan Ha diterima. Artinya semakin tinggi rasa syukur yang dimiliki maka semakin tinggi pula penerimaan diri pada korban body shaming.