Kedudukan perempuan dan keadilan gender studi pemikiran Amina Wadud

Main Author: Arrohman, Muhammad Dimas Rizal
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/19004/1/1704026073_Muhammad%20Dimas%20Rizal%20Arrohman_Skripsi_Full%20-%20Muhammad%20Dimas.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/19004/
Daftar Isi:
  • Urgensi keadilan gender merupakan sebuah keharusan yang perlu diaktualisasikan di tengah masyarakat yang patriarki. Di mana kedudukan maupun keterlibatan perempuan seringkali hanya dipandang sebagai pelengkap. Lebih daripada itu, perempuan juga diasumsikan sebagai makhluk yang tidak memiliki kapabilitas, tidak rasional, dan berbagai narasi misoginis lainnya. Tetapi seiring kemajuan industri di tambah dengan terjadinya krisis dari sistem masyarakat patriarki turut mengubah hubungan relasi laki-laki dan perempuan. Di mana perempuan dalam masyarakat industri sedikit memiliki kelonggaran untuk berkiprah di luar ruang domestik. Bahkan dalam beberapa kasus perempuan seringkali mempunyai kekuasaan politik dalam mengkontrol kebijakan publik. Demikian ini memunculkan fenomena sosial di mana tidak hanya perempuan yang mengalami penindasan berbasis gender, melainkan juga kelompok laki-laki. Keadilan gender merupakan sebuah proses dan perlakuan adil terhadap perempuan dan laki-laki. Perlakuan adil yang mana laki-laki dan perempuan mempunyai hak dan kekuasaan untuk mengambil keputusan dalam jalan hidupnya tanpa ada intervensi dari pihak manapun. Serta di mana laki-laki dan perempuan mendapat kedudukan yang sepadan, sekaligus tidak mengalami ketertindasan seperti; diskriminasi intimidasi, marjinalisasi. Keadilan gender juga dapat dipahami sebagai proses menuju kesetaraan bagi laki-laki dan perempuan yang menjadikan adanya hubungan baik yang dapat menuntun ke arah yang lebih positif dalam kehidupannya. Dalam riset menggunakan metode kualitatif Descriptive Analysis yang sifatnya library research, yang mana dalam muataannya dibahas kaitanya keadilan gender dalam pandangan Amina Wadud. dimana diskursus keadilan gender dalam riset ini didasarkan pada kondisi objektif relasi laki-laki dan perempuan, agar dapat menganilisis mengenai penindasan gender. Lebih daripada itu, penelitian ini juga didasarkan pada teks al-Qur’an dengan mengikuti pemikiran Amina Wadud, agar dapat memahami pesan moral al-Qur’an. Dimana Amina Wadud memiliki tujuan untuk mengakhiri penindasan perempuan, serta mengubah pola hubungan masyarakat yang egaliter atau berkeadilan sesuai dengan pesan moral al-Qur’an. Sebagaimana telah dicatat dalam kitab al-Qur’an bahwa Islam secara prinsipil dengan tegas menolak segala macam bentuk kedzaliman, penindasan, eksploitasi, diskriminasi gender, dan hegemoni ekonomi politik. Sebaliknya Islam hadir dengan membawa semangat Rahmatan linnass dan Rahmatan lil Alaminn...