Pengaruh pasang surut air laut pada kerendahan ufuk dalam perhitungan awal bulan qamariyah

Main Author: Aulia, Rizka
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/18986/1/1802046016_RIZKA%20AULIA_FULL%20SKRIPSI%20-%20Rizka%20Aulia%20016.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/18986/
Daftar Isi:
  • Penentuna awal bulan qamariyah yang dilakukan oleh para praktisi falak menggunakan berbagai metode, dari metode klasik hingga metode modern baik hisab maupun rukyat. Ketinggian air laut pada saat pasang maupun surut menjadi hal yang menarik untuk diulik. Dengan mayoritas rukyahtulhilal yang selalu dilakukan di tepi pantai. Pasang surut adalah fluktasi air laut karena adanya gaya tarik benda-benda langit. Terutama matahri dan bulan terhadap massa air laut di bumi. Fluktasi muka air laut berubah-ubah secara periodik dalam suatu selang waktu tertentu atau yang disebut dengan satu siklus pasang surut. Dengan hipotesis bahwa pada saat laut dalam keadaan pasang maka ufuk juga berada lebih tinggi dan pada saat lau dalam keadaan surut ufuk berada pada posisi lebih rendah. Studi ini dimaksud untuk menjawab permasalahan : (1) bagaimana pengaruh pasang surut air laut terhadap kerendahan ufuk ? (2) Bagaimana pasang surut air laut dalam perhitungan awal bulan qamariyah? Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat library research (penelitian pusataka). Dengan metode eksprimen penelitian ini menggunakan dua metode pengumpulan data, yaitu wawancara dan dokumentasi. Adapun data primer berupa data pasang surut dalam buku tabel pasang surut kepulauan Indonesia 2022 Hidro-Oseanografi TNI AL dan data sekunder berupa buku, jurnal dan tulisan yang membahas tentang penentuan awal bulan qamariyah dan pasang surut baik dari ilmu falak maupun ilmu kelautan. Teknik analisis data yang digunakan yaitu deskriptif analitik. Hasil penelitian ini kerendahan ufuk dengan ketinggian tempat dan ketinggian air laut hanya memiliki selisih 4 sampai 5 detik saja. Pada perhitungan ketinggian hilal hanya memiliki selisih pada angka dibelakang koma detik saja. Dengan hasil dari kerendahan ufuk tidak merubah mencapai 1o maka hasil dengan menggunakan ketinggian air laut tidak merubah hasil kerendahan ufuk dan ketinggian hilal dengan selisih yang signifikan dalam artian menggunakan ketelitian dengan ketinggian air laut ataupun tanpa ketelitian ketinggian air laut tidak merubah hasil keduanya.