Integrasi pencak silat dan bimbingan agama sebagai terapi mental spiritual pengguna NAPZA di Desa Sangubanyu Kecamatan Bawang

Main Author: Alawiyah, Lutfi
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/18499/1/SKRIPSI%20LUTFI%20ALAWIYAH%20%281701016065%29.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/18499/
Daftar Isi:
  • Kasus penyalahgunaan Napza di Indonesia meningkat setiap tahunnya. Di desa Sangubanyu sendiri, hampir seluruh remajanya menjadi pengguna Napza. Dari kasus tersebut pelatih pencak silat, penyuluh agama serta perangkat desa mengadakan terapi guna memulihkan kondisi para remaja tersebut. penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mendeskripsikan kondisi mental spiritual pengguna Napza di Desa Sangubanyu 2) Mendeskripsikan Pelaksanaan Pencak Silat sebagai Terapi Mental Spiritual di Desa Sangubanyu. 3) Integrasi Pencak Silat dan Bimbingan Agama sebagai Terapi Mental Spiritual Pengguna Napza di Desa Sangubanyu. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Jenis pendekatan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field reseach. Adapun metode yang digunakan ialah studi kasus (case studies). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan Teknik wawancara, teknik observasi, dan teknik dokumentasi. Temuan hasil penelitian menunjukan bahwa : Pertama, Kondisi mental spiritual pengguna Napza di Desa Sangubanyu dilihat dari tiga aspek yang berkaitan dengan Tuhan, diri sendiri, serta lingkungan sangat beragam dan telah menunjukan kondisi yang lebih baik. Kedua, Pelaksanaan terapi bagi pengguna Napza di Desa Sangubanyu sangat beragam dilihat dari unsur-unsur terapi yang meliputi tujuan, yaitu agar klien mampu memiliki karakter yang positif sehingga dapat berguna bagi diri sendiri, agama dan juga masyarakat. Petugas terapi terdiri dari pelatih pencak silat, penyuluh agama, serta perangkat desa. Metode dan teknik yang digunakan adalah kasih sayang. Materi yang diberikan meliputi aspek keagamaan, kenarkobaan, serta ke SH-an. Langkah-langkah terapi meliputi fase pemulihan kesadaran dan pembersihan diri melalui latian fisik pencak silat, fase pengisian jiwa melalui bimbingan agama, serta fase pemulihan melalui pendampingan sosial, serta evaluasi kegiatan secara berkala. Ketiga, Integrasi pencak silat dan bimbingan agama dapat membantu memulihkan kesehatan fisik, mental spiritual, serta sosial pengguna Napza. Melalui latihan fisik pencak silat dan bimbingan agama, maka akan menciptakan kondisi fisik yang sehat, pikiran yang lebih positif sehingga mampu menerima unsur-unsur kerohanian dengan baik.