Hubungan spiritual well-being dengan academic burnout pada mahasiswa Tasawuf dan Psikoterapi UIN Walisongo Semarang

Main Author: Ariyani, Sofi
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/18167/1/Skripsi_1804046046_Sofi_Ariyani.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/18167/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini berjudul, “Hubungan Spiritual Well-Being dengan Academic Burnout pada Mahasiswa Tasawuf dan Psikoterapi UIN Walisongo Semarang”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara spiritual well-being dengan academic burnout pada mahasiswa Tasawuf dan Psikoterapi di UIN Walisongo Semarang. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena academic burnout yang banyak dialami oleh mahasiswa dalam lingkungan akademik. Penelitian ini mencoba mencari hubungan mengenai permasalahan dalam lingkungan akademik tersebut dengan aspek spiritual yang dilihat berdasarkan tingkat kesejahteraan spiritual yang dimiliki oleh mahasiswa. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif korelasional. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa program studi Tasawuf dan Psikoterapi UIN Walisongo Semarang yang berjumlah 100 mahasiswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur spiritual well-being menggunakan adopsi Spiritual Well-Being Questionaire (SWBQ) dan untuk mengukur academic burnout menggunakan adopsi Maslach Burnout Inventory-Student Survey (MBI-SS). Teknik analisis data menggunakan teknik korelasi product moment yang dibantu program SPSS 25.0 for windows. Hasil uji hipotesis menggunakan teknik korelasi product moment menunjukkan nilai korelasi sebesar -0,541 dan nilai sig. (2-tailed) = 0,000 < 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa ada hubungan yang negatif antara spiritual well-being dengan academic burnout pada mahasiswa Tasawuf dan Psikoterapi UIN Walisongo Semarang. Artinya, semakin tinggi spiritual well-being yang dimiliki mahasiswa, maka semakin rendah kecenderungan untuk mengalami academic burnout. Dengan demikian, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima.