Analisis makna nikmat menurut Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhār

Main Author: Muzajjad, Ahmad
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/18151/1/Skripsi_1804026045_Ahmad_Muzajjad.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/18151/
Daftar Isi:
  • Kegelisahan yang melanda sebagian manusia yang masih memaknai nikmat hanya sebatas materi dan kesenangan hidup hingga masih minimnnya pengetahuan akan nikmat-Nya. Sedangkan nikmat adalah segala sesuatu anugerah atau karunia Allah yang diberikan makhluk-Nya baik kebahagiaan dan kesenangan kehidupan yang bersifat material dan inmaterial. Keistimewaan tersebut semestinya disyukuri oleh manusia, namun tidak sedikit dari mereka yang mengingkarinya yang membuat pelakunya menjadi tidak senang dan bahagia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui makna ayat-ayat nikmat dalam al-Qur’an menurut Buya Hamka dalam Tafsir al-Azhār. Adapun di antaranya: untuk mengetahui makna ayat-ayat nikmat dengan term nikmat, meskipun pada mesti nikmat-Nya tidak terbatas. Selain itu juga untuk mengetahui hakikat nikmat dalam ayat-ayat tersebut serta respon manusia terhadap ayat-ayat nikmat. Fokus penelitian ini adalah makna ayat-ayat al-Qur’an yang menggunakan term ni’mah yang kronologinya di dunia saja, hakikat nikmat dunia tersebut serta perilaku manusia terhadap nikmat yang kronologinya dunia yang telah diterimanya. Nikmat yang dimaksud pada penelitian ini adalah anugerah atau karunia Allah Swt baik yang bersifat material atau inmaterial. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan atau library research dengan menggunakan metode kajian/peneletian tokoh. Makna ayat-ayat nikmat yang berada di dunia terbagi menjadi dua bagian yakni nikmat lahir dan nikmat batin. Hakikat nikmat semata-semata dari Allah Swt. Hakikat nikmat yang berada di dunia bagi orang kafir/musyrik adalah istidraj sedangkan hakikat nikmat yang berada di dunia bagi orang mukmin yakni karunia atau anugerah, Serta perilaku manusia terhadap nikmat menurut Buya Hamka dalam tafsir al-Azhār terbagi menjadi dua yakni syukur dan kufur.