Strategi pengelolaan desa wisata di masa Pandemi studi Desa Wisata Kandri, Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang
Main Author: | Fitriana, Dina |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/17946/1/Skripsi_1806016019_Dina_Fitriana.pdf https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/17946/ |
Daftar Isi:
- Desa Wisata Kandri menjadi salah satu Desa Wisata yang terkena dampak adanya pandemi. Hal tersebut menyebabkan jumlah wisatawan yang berkunjung menjadi berkurang. Sehingga Desa Wisata Kandri pada masa pandemi kurang terawat. Oleh karena itu Desa Wisata Kandri sudah seharusnya memerlukan perhatian untuk dikelola dengan baik dan menyesuaikan situasi dan kondisi yang ada. Hal tersebut tidak mungkin dikerjakan oleh Pemerintah Kelurahan Kandri secara mandiri membutuhkan kerjasama antara Pemerintah Kelurahan Kandri dengan beberapa stakeholder. Tanpa adanya stakeholders, maka pengelolaan Desa Wisata Kandri tidak akan berjalan dengan baik. Pada masa pandemi Desa Wisata Kandri mengalami problem dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam, Sumber Daya Budaya, Pemasaran Pariwisata dan Sumber Daya Manusia. Oleh karena itu penelitian ini memfokuskan Strategi Pengelolaan Desa Wisata Kandri di masa pandemi. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Adapun teknik pengumpulan data adalah menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis melalui tiga tahap utama yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data atau kesimpulan. Dengan menggunakan teori Collaborative Governance dari Ansell dan Gash sebagai analisis. Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa :1. Strategi Pengelolaan Sumber Daya Alam, Sumber Daya Budaya, Pemasaran Pariwisata dan Sumber Daya Manusia di Desa Wisata Kandri pada masa pandemi dilihat dengan menggunakan teori Collaborative Governance menghasilkan bahwa indikator terkuat yaitu kepemimpinan fasilitatif, indikator yang lainnya hanya mendukung saja. 2. Seperti dalam Strategi Pengelolaan Sumber Daya Alam di masa pandemi dengan adanya gotong royong yang ada pemimpinnya maka membuat para stakeholders kerja sama untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan gotong royong membersihkan sendhang dan juga gotong royong untuk menanam dan merawat tanaman ketela pohon dan juga jambu kristal. 3. Seperti dalam Strategi Pengelolaan Sumber Daya Budaya di masa pandemi dengan adanya pemimpin maka membuat para stakeholders untuk kerja sama melakukan kegiatan budaya tersebut dengan menggunakan protokol kesehatan yang ada. Selain itu juga tidak mengekpos kegiatan budaya tersebut keluar daerah. 4. Seperti dalam Strategi Pengelolaan Pemasaran Pariwisata di masa pandemi dengan adanya pemimpin maka membuat para stakeholders untuk kerja sama melakukan pemasaran paket wisata melalui media sosial. 5. Seperti dalam Strategi Pengelolaan Sumber Daya Manusia di masa pandemi dengan adanya pemimpin maka membuat para stakeholders untuk kerja sama melakukan pelatihan dan sosialisasi terkait dengan pelatihan home stay, home industry dan seni budaya.