Pendidikan anti-bullying profetik

Main Author: Rozi, Fakrur
Format: Book PeerReviewed
Bahasa: ind
Terbitan: Southeast Asian Publishing , 2021
Subjects:
Online Access: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/16791/1/Pendidikan%20Anti-Bullying%20Profetik%20-%20SeAP%202021.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/16791/
Daftar Isi:
  • Nabi Muhammad dan para sahabat, sering menjadi korban bullying dari kafir Quraisy, munafik maupun kaum Yahudi. Bentuk bullying yang diterima Nabi dan para sahabat beragam, mulai bullying fisik, verbal, maupun relational. Dampak bullying terhadap Nabi dan para sahabat sangat beragam, sesuai dengan kadar bullying yang diterimanya, mulai tingkat ringan, sedang, sampai tingkat paling parah. Mulai luka fisik, berdarah, luka serius, terbunuh, disalib, terusir, tersinggung, menangis, sedih, menderita kelaparan dan sebagainya. Nabi pantang menyerah. Nabi mendidik sahabat dengan iman, Islam dan ihsan, serta melakukan berbagai metode dan strategi untuk meminimalisir perilaku bullying. Metode pendidikan antibullying yang diterapkan Nabi: uswah ḥasanah, central figure, menjadi contoh bagi sahabat, tidak pernah melakukan bullying, menyuruh para sahabat melakukan perbuatan-perbuatan baik, serta melarang dan mengecam perilaku bullying. Strategi pendidikan anti-bullying, misalnya: sabar dan istiqamah dalam berdakwah, memerdekakan budak, dakwah secara rahasia dan menghindari konfrontasi, berdoa, meminta perlindungan kepada Abū Ṭālib dan Khadījah, hijrah ke Habasyah, Ṭāif dan Madinah, mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anṣar, strategi politik melalui Piagam Madinah, maupun amnesti massal pada waktu fatḥu Makkah. Sukses Nabi dalam proses perjuangan mendidik para sahabat, penerapan metode dan strategi beliau dalam menyikapi perilaku bullying, karena beliau menerapkan nilai-nilai pendidikan antibullying yang meliputi: keadilan, kesetaraan manusia, persaudaraan, cinta dan kasih sayang, serta perdamaian. Nabi berhasil membawa perubahan yang sangat mendasar pada karakter masyarakat. Perilaku-perilaku jahiliyyah yang sudah sangat lama menjadi karakter masyarakat, perlahan hilang, berganti menjadi tradisi profetik.