Daftar Isi:
  • Penelitian ini dilatarbelakangi oleh peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami materi segi empat yang ditandai dengan seringnya lupa dan terbolak-balik dalam penggunaan rumus-rumus segi empat, kurangnya kemampuan mengkontekstualkan materi dalam kehidupan sehari-hari, dan kurangnya keaktifannya dalam pembelajaran. Padahal jika merujuk pada isi Permendiknas No.22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) mata pelajaran Matematika untuk SMP/MTs, pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem) untuk membimbing peserta didik menemukan konsep matematika, serta sesuai isi pendahuluan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah bahwa proses pembelajaran di sekolah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik. Dan berdasarkan teori-teori yang ada, seharusnya proses pembelajaran matematika sesuai dengan kedua Permendiknas di atas. Penelitian ini berjenis penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Dan penelitian ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah : apakah model CORE dengan pendekatan kontekstual efektif terhadap hasil belajar matematika materi pokok segi empat pada peserta didik kelas VII SMP Nudia Semarang tahun pelajaran 2012/2013. Keefektifan pada penelitian ini ditunjukkan melalui dua kriteria, yaitu membandingkan rata-rata hasil belajar peserta didik kelas eksperimen dengan kontrol dan membandingkan rata-rata hasil belajar peserta didik kelas eksperimen dengan KKM. Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan independent sample t-test, menghasilkan nilai sebesar 2,72 dan sebesar 1,68. Karena dengan dk = 44 dan tingkat signifikansi 5%, maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar peserta didik dengan pembelajaran model CORE dengan pendekatan kontekstual lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar peserta didik dengan pembelajaran konvensional secara signifikan. Sementara dari one sample t-test , diperoleh nilai sebesar 3,06 dan nilai sebesar 1,72. Karena , dengan dk = 22 dan taraf signifikansi 5% maka Ho ditolak, sehingga rata-rata hasil belajar peserta didik dengan pembelajaran model CORE dengan pendekatan kontekstual lebih dari nilai KKM mata pelajaran matematika di SMP Nudia Semarang tahun pelajaran 2012/2013 secara signifikan. Berdasarkan data yang ada, diperoleh rata-rata hasil pelajar peserta didik dengan pembelajaran model CORE dengan pendekatan kontekstual sebesar 69,13 dan rata-rata hasil belajar peserta didik dengan pembelajaran konvensional sebesar 57,65. Dari pengujian hipotesis dan nilai rata-rata kedua kelas, dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran model CORE dengan pendekatan kontekstual efektif terhadap hasil belajar matematika materi pokok segi empat pada peserta didik kelas VII SMP Nudia Semarang tahun pelajaran 2012/2013. Simpulan penelitian ini semoga dapat dijadikan bahan pertimbangan guru dalam pelaksanaan pembelajaran serta peserta didik dalam proses belajar.