Implementasi bimbingan agama islam untuk meningkatkan kesadaran beragama narapidana di Pondok Pesantren Darul Ulum Lapas Kelas II A Pekalongan

Main Author: Khabibah, Sulkhah
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/16180/1/1601016043_Sulkhah%20Khabibah_Full%20Skripsi%20-%20sulkhah%20khabibah.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/16180/
Daftar Isi:
  • Lembaga pemasyarakatan memiliki fungsi untuk meningkatkan kesadaran beragama narapidana. Salah satu cara yang dilakukan yaitu melalui bimbingan agama Islam. Lapas kelas II A Pekalongan menerapkan bimbingan agama Islam dengan beragam kegiatan dalam pondok pesantren Darul Ulum. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang implementasi bimbingan agama Islam untuk meningkatkan kesadaran beragama di pondok pesantren Darul Ulum lapas kelas II A Pekalongan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan sumber data terdiri dari kepala bimaswat, pembimbing agama, santri narapidana dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Adapun uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber, waktu, dan metode. Teknik analisis data yaitu menggunakan data reduction, data display dan data conclusion. Hasil penelitian ini implementasi bimbingan agama Islam di pondok pesantren Darul Ulum lapas kelas II A Pekalongan diwujudkan dalam beragam kegiatan yang menerapkan berbagai metode yaitu metode interview, group guidance (bimbingan kelompok), keteladanan, metode tanya jawab, metode pembiasaan, metode khitobah, metode evaluasi dan metode kitabah. Adapun materi bimbingan meliputi aqidah/tauhid, BTQ, fiqih, Al Qur’an dan hadist serta kajian Islami. Beragam kegiatan dapat meningkatkan tiga aspek kesadaran beragama narapidana yaitu (a) aspek kognitif berupa pemahaman, keimanan dan keyakinan terhadap agama melalui kegiatan taklim, BTQ (Baca Tulis Al Qur’an), Pembacaan kitab Fadhilah Amal dan kitab Muntakhab hadist serta kegiatan mudzakarah santri. (b) Aspek afektif dan konatif berupa pengalaman keTuhanan, rasa keagamaan dan kerinduan pada Tuhan melalui kegiatan rutin sholat fardhu berjama’ah, sholat malam, puasa, tadarus Al Qur’an dan dzikir Rotibul Atos sehingga dengan dibiasakan kegiatan tersebut santri mendapatkan pengalaman keTuhanan, rasa keagamaan dan kerinduan pada Tuhan. (c) Aspek motorik berupa kedisiplinan shalat, menunaikan ibadah puasa dan akhlaq melalui kegiatan sholat fardhu berjama’ah, puasa sunnah senin kamis, kegiatan taklim, tadarus Al Qur’an, musyawarah, jaulah dan kebersihan pondok pesantren. Ketiga aspek kesadaran beragama dapat dipengaruhi oleh faktor internal yang meliputi motivasi spiritual seseorang serta faktor eksternal yang meliputi dukungan sosial dari lingkungan keluarga, institusi dan masyarakat.